MINYAK goreng adalah salah satu bahan dapur yang umum digunakan dalam memasak di berbagai budaya di seluruh dunia, khususnya di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi minyak goreng per kapita nasional sebesar 3,66 liter per bulan pada Maret 2022. Jumlah tersebut meningkat 1,02% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,62 liter per bulan.
Ada beberapa jenis minyak goreng yang umum digunakan, seperti minyak sayur, minyak kedelai, minyak zaitun, dan minyak kelapa. Ketika kita memasak menggunakan minyak, minyak ini akan mengalami perubahan kimia dan mengalami degradasi yang disebabkan oleh panas dan paparan udara. Minyak yang sudah mengalami perubahan kimia inilah yang disebut minyak jelantah. Minyak jelantah adalah minyak yang telah digunakan lebih dari dua atau tiga kali penggorengan, dan dikategorikan sebagai limbah karena dapat merusak lingkungan dan merugikan kesehatan.
Penggunaan minyak jelantah jelas sangat tidak baik untuk kesehatan. Minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik. Zat karsinogenik dapat menimbulkan berbagai keluhan dan penyakit seperti menimbulkan penyakit kanker, penyakit jantung, dan menghambat atau menurunkan kecerdasan generasi berikutnya. Minyak jelantah yang telah digunakan berulang kali menghasilkan senyawa yang disebut asam lemak trans, yang dikaitkan dengan peningkatan kolesterol jahat dan penurunan kolesterol baik.
Kolesterol tinggi dapat menyebabkan pembentukan plak di dalam arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Minyak jelantah juga menghasilkan senyawa berbahaya seperti radikal bebas. Radikal bebas dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan gangguan lainnya.
Konsumsi minyak goreng yang selalu mengalami peningkatan pada akhirnya akan berdampak terhadap meningkatnya penggunaan limbah minyak jelantah yang dikonsumsi oleh masyarakat, Penggunaan minyak jelantah secara berulang akan memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan maupun lingkungan. Limbah minyak jelantah yang dibuang sembarangan langsung ke lingkungan akan mencemari lingkungan seperti mencemari air dan tanah.
Oleh karena itu, pemecahan masalah terkait pengolahan minyak jelantah memerlukan upaya yang melibatkan masyarakat luas agar minyak jelantah dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai ekonomis. Cukup banyak produk hasil pengolahan minyak jelantah yang dapat dijadikan upaya dalam mengurangi limbah minyak goreng seperti sabun cuci, lilin aromaterapi, pakan unggas, dan pupuk tanaman.
Sabun cuci dari minyak jelantah memerlukan bahan yang sederhana yaitu minyak jelantah, soda api, dan air mineral. Sedangkan alat yang digunakan yaitu sarung tangan plastik, cetakan, dan spatula untuk mengaduk. Proses produksi dilakukan berlangsung cukup lama sekitar tiga sampai empat minggu. Lilin aromaterapi yang dihasilkan dari minyak jelantah dapat merelaksasikan pikiran dan juga meningkatkan mood.
Bahan bahan yang diperlukan diantaranya minyak jelantah, stearin, krayon, benang kasur dan air sereh. Sedangkan alat yang digunakan yaitu sendok, gelas, baskom, dan kaleng bekas. Proses produksi tidak berlangsung lama yaitu sekitar 1 jam. Minyak jelantah juga dapat diolah menjadi pakan unggas seperti ayam dan bebek.
Minyak jelantah harus dimurnikan terlebih dahulu dengan memisahkan asam lemak bebas dan lendir lendir zat seperti karbohidrat. Proses tersebut membutuhkan suhu tinggi agar zat zat tersebut benar benar terpisah. Selain ketiga produk diatas minyak jeantah juga dapat diolah menjadi pupuk tanaman. Asam lemak jenuh yang terdapat pada minyak jelantah sangat dibutuhkan oleh tumbuhan. Maka dari itu, cukup banyak masyarakat yang mencampur minyak jelantah ke dalam pembuatan pupuk organik.
Selain produk produk di atas, minyak jelantah juga dapat diolah menjadi salah satu produk bahan bakar yaitu biodiesel. Biodiesel merupakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan, dan penggunaannya semakin populer di berbagai sektor, termasuk transportasi. Biodiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar, sebab komposisi antara biodiesel dan solar hampir sama.
Dengan mengolah minyak jelantah menjadi biodiesel, kita dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan mengolah minyak jelantah, kita dapat memanfaatkannya secara lebih baik dan mengurangi dampak negativenya.
Secara keseluruhan, mengolah minyak jelantah memiliki banyak manfaat, baik dari segi lingkungan, kesehatan, ekonomi, maupun sosial. Dengan mengurangi pencemaran lingkungan, mengurangi risiko penyakit, menghemat sumber daya alam, dan menciptakan peluang ekonomi baru. pengolahan minyak jelantah merupakan langkah yang sangat penting dan positif.
Salah satu keuntungan utama dari mengolah minyak jelantah adalah mengurangi efek berbahaya bagi lingkungan. Jika minyak jelantah dibuang ke saluran pembuangan, dapat menyebabkan penyumbatan dan kerusakan pada sistem saluran air. Selain itu, minyak jelantah yang mengalir ke sungai atau laut dapat merusak ekosistem air dan membahayakan kehidupan laut. Oleh karena itu, dengan kita mengolah minyak jelantah, kita dapat menghindari pencemaran lingkungan ini dan menjaga kelestarian alam.
Minyak jelantah yang digunakan berulang kali untuk menggoreng makanan dapat menghasilkan zat berbahaya seperti radikal bebas dan senyawa karsinogenik Dengan menggunakan minyak jelantah secara terus menerus, makanan yang digoreng di dalamnya akan menyerap zat berbahaya tersebut. Dalam jangka panjang, mengkonsumsi makanan yang digoreng dalam minyak jelantah berisiko menyebabkan penyakit jantung, kanker, dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.
Dengan mengolah minyak jelantah, kita dapat mengurangi risiko penyakit dan menjaga kesehatan diri sendiri. Minyak jelantah dapat digunakan sebagai sumber energi ekologis alternatif. Dengan pengolahan yang tepat, minyak jelantah dapat diubah menjadi biodiesel. Biodiesel merupakan bahan bakar yang dapat digunakan pada mesin diesel sebagai pengganti solar atau minyak tanah. Penggunaan biodiesel dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan meminimalkan efek negatif terhadap kualitas udara.
Minyak jelantah juga dapat diolah menjadi produk seperti lilin dan sabun cuci. Dengan mengolah minyak jelantah menjadi suatu produk bernilai ekonomis, kita dapat mengurangi limbah dan menciptakan produk yang unik dan berguna.
Hal ini membuka peluang bisnis baru bagi para pengusaha di bidang daur ulang dan pengolahan minyak jelantah. Mengolah minyak jelantah memiliki manfaat yang baik bagi lingkungan, kesehatan, ekonomi, dan masyarakat. Dengan mengelola minyak jelantah, kita dapat mengurangi pencemaran lingkungan, mengurangi risiko penyakit, menghemat sumber daya alam, menciptakan peluang ekonomi, dan membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah. (Fahru Indy Nurkhoiri/Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)