SEMINAR Nasional bertemakan Dakwah Ekonomi Islam Dalam Membangun Ekonomi Umat diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi, Senin (18/9/2023) di Graha Hartika Kota Bekasi.
Setelah pembacaan ayat suci Alquran oleh Ustad Nurhakim dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dalam sambutan pembukaan, Wakil Ketua Umum MUI Kota Bekasi KH Sukandar Ghazali mengatakan bahwa walaupun belum sempurna, umat Islam harus kembali kepada syariah, menyimpan uangnya di perbankan syariah.
“Umat Islam harus kembali kepada syariah Islam, diharamkan buat kita menyimpan uang di bank konvensional karena 99 persen menggunakan pola riba,” ujarnya.
Ketua Komisi Dakwah MUI Kota Bekasi Syaifuddin Siradj yang juga ketua panitia penyelenggara pun mengakui bahwa tema kali ini juga terkait ekonomi Islam. Tujuan hidup adalah akhirat, tapi jangan lupa bahwa dunia juga harus diurus.
“Umat muslim harus kaya juga untuk mengurus dunia ini. Harus ada sodaqah zariah, ilmu yang bagus, iman yang kuat, dan jihad. Kita butuh kepedulian pemerintah untuk memperbaiki ekonomi Islam melalui syariah Islam, terutama bank-bank Syariah,” kata Syaifuddin Siradj.
Dalam seminar, KH Arif Fahrudin (Wakil Sekjen Bidang Dakwah MUI Pusat) menyebutkan, kondisi umat islam itu harus saleh dan kebaikannya diorientasikan lebih luas. Rasul selain sebagai nabi juga pedagang.
“Umat Islam harus baik dalam urusan dunia dan baik juga untuk akhirat. Kita sekarang ini lebih pada masyarakat konsumen bukan produsen. Manajemen pemerintahan harus adil terhadap anggota masyarakatnya,” tegasnya.
Sementara Puti Khairani mengatakan bahwa bahaya riba sungguh luar biasa. “Dakwah tidak hanya terkait islam saja, tetapi juga ekonomi. Sistem ekonomi Islam prosesnya tidak mudah, dari konvensional ke syariah, jadi perlu perhatian dari masyarakatnya juga,” ujarnya. (zas)