BEBERAPA warga Kelurahan Bekasi Jaya, mengaku bingung dengan adanya pergantian nama Jalan KH Agus Salim yang kini berubah menjadi jalan Sukarsa Wirananggapati. Perubahan ditandai adanya plang nama Jl Sukarsa Wirananggapati di depan SMPN 18 hingga simpang 5 Ganda Agung.
Warga setempat dengan adanya plang nama itu memberi beberapa respon berbeda. Sebab, beberapa warga beranggapan nama jalan itu sudah benar-benar berganti nama atau masih hanya sekadar wacana saja, karena sampai saat ini mereka mengaku belum ada sosialisasi dari Pemkot Bekasi kepada para tokoh masyarakat setempat jika memang ada pergantian nama jalan tersebut.
Embi (56) salah satu warga setempat yang masih beranggapan pergantian nama jalan itu kemungkinan hanya sekadar wacana saja.
Ia mengungkapkan, “Sampai saat ini kayaknya belum ada tanda-tanda buat pergantian, itu baru wacana aja. Tapi walaupun nanti misalkan terjadi, kemungkinan sebagian warga pada protes. Bisa nggak dipertanggungjawabkan untuk masalah yang lainnya. Karena pergantian nama jalan ini otomatis banyak perubahan nantinya.”
Lalu ia pun mengatakan, jika pergantian nama terjadi dan tidak ada pertanggungjawaban atas masalah yang lainnya, kemungkinan warga sekitar akan mengadakan demo.
“Kalau sampai ini terjadi, misalnya diganti terus tidak ada pertanggungjawaban untuk masalah yang lain-lainnya yang mengakibatkan masyarakat di sini, otomatis mungkin bisa didemo besar-besaran. Karena dari pergantian nama, itu bisa merubah semuanya. Bukan hanya KTP saja, kemungkinan bisa di sertifikat rumah, surat kendaraan dan lainnya,” ungkap Embi.
Adapula warga sekitar yang beranggapan nama Jalan KH Agus Salim sudah diganti dengan nama yang baru sesuai plang nama yang sudah ada. Pergantian itu dilakukan oleh Pemkot Bekasi bersamaan dengan pergantian 12 ruas jalan lainnya pada bulan Agustus lalu, tepatnya setelah di hari kemerdekaan Indonesia.
Salah satu unsur Karang Taruna Kecamatan Bekasi Timur, Jamal (36) pun mengaku kurang setuju atas pergantian nama itu.
“Kurang setuju karena melihat dasarnya apa, yang kita tahu kan Pak Sukarsa merupakan mantan Kepala Sekolah SMAN 1, tapi dia bukan orang asli sini. Karena di sini banyak pejuang-pejuang Bekasi yang seharusnya lebih pas, dan dampak diganti nama jalan juga banyak pastinya, terutama dari segi administrasi. Dari bank, dan lainnya yang berdampak luar biasa itu ada perubahan dan segala macam, yang pasti bakal merepotkan warga nantinya,” tuturnya.
Jamal pun berharap, agar pergantian nama jalan tidak ada, “Ngga usah lah digonta-ganti, andaipun kalau memang diganti, tolong diundang unsur-unsur yang mewakili masyarakat. Sosialisasi tokoh-tokoh masyarakat di Bekasi, terutama di lingkungan Bekasi Timur, Kelurahan Bekasi Jaya, diundang untuk mewakili lembaga-lembaga yang lain. Biar kita paham dasarnya apa, kan gitu,” tandasnya. (Sheila, Mahasiswi STAI At-Taqwa)