Identitas Buku
Judul buku: Janji
Pengarang: Tere Liye
Tahun terbit: 2021
Penerbit: PT Sabak Grip Nusantara
Tebal Halaman: 488 halaman
Panjang buku: 20 cm
Lebar buku:14 cm
Berat buku: 430 gr
No ISBN: 978-623-97262-0-1
Sinopsis Buku
Kita semua adalah pengembara di dunia ini. Ada yang kaya, pun ada yang miskin. Ada yang terkenal, ternama, berkuasa, juga ada yang bukan siapa-siapa. Ada yang seolah bisa membeli apapun, melakukan apapun yang dia mau, hebat sekali. Ada yang bahkan bingung besok harus makan apa. Tapi sesungguhnya di manakah kebahagiaan itu hinggap? Di manakah hakikat kehidupan itu tersembunyi? Apakah seperti yang kita lihat dari luar saja? Inilah kisah tentang janji. Kita semua adalah pengembara di dunia ini. Dari hari ke hari. Dari satu tempat ke tempat lain. Dari satu kejadian ke kejadian lain. Terus mengembara. Dan kita pasti akan menggenapkan janji yang satu ini: mati.
Resensi Buku
Dalam novel ini, tiga santri, Baso, Kahar, dan Hasan, menjadi santri di sekolah agama milik Buya dan diberi tugas untuk mencari Bahar. Buya kewalahan dengan tindakan terakhir Baso, Kahar, dan Hasan, memasukkan sesuatu yang tidak enak ke dalam minuman rombongan tamu pejabat. Tiga sekawan Baso, Kahar, dan Hasan, mengira Buya akan mengeluarkan mereka dari sekolah agama. Namun, Buya tidak mengeluarkan mereka, tetapi memberi mereka cerita menarik tentang seseorang yang bernama Bahar. Buya mengatakan kepada mereka bahwa Bahar adalah satu-satunya santri yang dikeluarkan dari sekolah agama. Cerita ini terjadi Ketika Buya masih kecil, dan Buyanya masih mengelola sekolah agama. Bahar adalah anak yatim piatu yang dibawa oleh neneknya ke Lembaga Pendidikan agama. Neneknya menitipkannya ke sekolah agama karena hidupnya yang tidak teratur. Sudah banyak kejahatan yang bahar lakukan di sana. Ia melakukan semua kenakalannya hanya untuk membuat buya, ayahnya Buya yang sekarang mengeluarkannya dari sekolah agama.
Di satu sisi, Ayah Buya bersumpah kepada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan mengeluarkan santri dengan alasan apa pun. Di sisi lain, tindakan Bahar telah mencapai puncaknya, bahkan mengakibatkan kematian salah satu santri Ayah Buya, Gumilang. Pada akhirnya, Ayah Buya harus menyerah dan mengingkari sumpahnya sendiri. Ia bersabar dengan Bahar selama bertahun-tahun sampai ayah Buya akhirnya memintanya keluar dari sekolah agama.
Ayah Buya mengalami mimpi aneh beberapa hari setelah Bahar pergi, yang membuatnya bingung dan bertanya-tanya. Selama tiga malam berturut-turut, mimpi itu muncul dan menggambarkan peristiwa yang sama dan unik. Ia bermimpi bahwa ayah Buya menyesal atas apa yang dia lakukan terhadap Bahar, dan Bahar naik tunggangan terbang berlapis emas untuk menjemputnya.
Ayah Buya pun memutuskan untuk mencari Bahar, tetapi mereka tidak menemukannya. Di hampir akhir usianya, ia menyuruh anaknya, Buya, mencari Bahar dan bertanya apa yang ia lakukan untuk mendapatkan kemuliaan itu. Meskipun Buya berjanji untuk memenuhi wasiat terakhir ayahnya, Bahar tidak tahu di mana rimbanya selama bertahun-tahun.
Buya kemudian memberikan wasiat itu sebagai hukuman atas tindakan Tiga Sekawan. Buya berharap mereka dapat belajar banyak dari perjalanan mereka untuk menemukan keberadaan Bahar.
Kelebihan Buku
Buku Janji mengandung hikmah dari setiap episode kehidupan tokoh Bahar yang berujung pada jawaban atas pertanyaan Pak Kyai yang telah dititpkan ke Buya. Penulis Tere Liye menggunakan bahasa yang mudah dipahami dengan menggunakan kata-kata yang tepat dan gaya bahasa yang gaul, tetapi juga menyelipkan bahasa yang biasa digunakan oleh orang tua yang digambarkan dalam tokoh-tokoh orang tua dalam buku ini. Pesan moral yang ada di dalam buku ini begitu berharga dan akan membuat kita pembacanya mengetahui bahwa setiap orang yang suci juga memiliki masa lalu dan setiap orang yang berdosa juga memiliki masa depan. Perkembangkan karakternya sangat bagus dan cerita memiliki alur yang menarik dan membuat penasaran saat membacanya.
Kelemahan Buku
Tidak terlampir daftar isi sehingga tidak memudahkan kita untuk melihat poin-poin atau garis besar dalam buku ini. Bagian akhirnya dibuat menggantung dengan tidak menjelaskan bagaimana reaksi orang-orang ketika mengetahui bahwa Bahar telah meninggal dunia. Terdapat kesalahan ketik pada halaman 183 dan 232. Terdapat istilah asing yang tidak diterjemahkan pada halaman 141.
Kesimpulan Buku
Buku ini menarik dan mengandung banyak pelajaran yang dapat kita ambil. Buku ini seolah-olah mengingatkan kita bahwa mengikuti perintah agama harus berdampak positif pada orang-orang di sekitar kita. Selain itu, kita kadang-kadang menyadari bahwa menilai seseorang hanya berdasarkan masa lalunya tanpa mempertimbangkan keadaan saat ini mereka. Dalam novel Janji, kisah hidup Bahar memberi kita banyak pelajaran hidup dan inspirasi untuk terus berjuang dan tidak menyerah.
Buku ini memperluas pemahaman Bahar tentang tauhid dan keimanan yang “tipis”, meskipun dia tetap “kental meniupkan rasa bahagia karena mampu membantu orang lain, kental juga dengan manfaat sedekah. Buku ini tidak hanya membahas keagamaan; itu juga mengajarkan pembacanya tentang bagaimana orang yang terdidik tidak hanya mereka yang memiliki pendidikan tinggi, nilai yang baik, atau hal lainnya. Pendidikan dapat diperoleh melalui proses transfer ilmu, bukan hanya di sekolah.
Buku ini kental dengan ajaran-ajaran dari seorang guru kepada siswanya. Seburuk apapun siswa, tak ada sedikitpun terbersit keinginan untuk membencinya. Ketulusan pada orang lain, benar-benar menjadi pemberat amal bagi pelakunya. Betapa bahagianya, jika pemberat amal kita adalah sifat-sifat baik kita yang akan membawa kita ke surga-Nya. Menepati janji. Seberat dan semustahil apapun janji itu, kita sudah berjanji, tepati lah. Tepati lah. Persis ketika Bahar berjanji kepada guru. Bahkan saat beliau bersama sang guru jauh darinya, tak sekalipun dia mengingkari.
Buku ini cocok dibaca mulai dari kalangan remaja hingga orangtua. Semoga dengan membaca buku ini, kita jadi lebih bijak dalam menghadapi segala hal yang diizinkan oleh Yang Maha Kuasa untuk terjadi dalam kehidupan kita. (Najwa Ramadhani Aulia/Mahasiswi Universitas Pelita Bangsa)