HIMAKOM di bawah naungan Prodi Ilmu Komunikasi IBM Bekasi menggelar kunjungan budaya menuju Baduy Dalam, Lebak, Banten. Bertajuk “Ikom Goes to Baduy”, kegiatan ini digelar dari Sabtu (2/9/2023) hingga Minggu (3/9/2023). Kunjungan ini diadakan sebagai usaha pengabdian kampus dalam bentuk riset, khususnya Prodi Ilmu Komunikasi IBM Bekasi kepada masyarakat. Kegiatan yang digelar Himakom ini disambut antusiasme serta diikuti para dosen dan mahasiswa Ikom IBM Bekasi.
Kunjungan budaya ini didampingi langsung Reni Novia, Kaprodi Ilmu Komunikasi IBM Bekasi. Ia mengapresiasi penuh segala persiapan dan kegiatan para mahasiswa didikannya tersebut.
“Saya bangga, bersyukur, mendukung, dan berterima kasih kepada teman-teman baik dari pengurus maupun anggota yakni mahasiswa Ilmu Komunikasi IBM Bekasi. Tanpa semangat dari mereka, kegiatan ini tidak akan berjalan sebagaimana mestinya,” tegasnya.
Ivan Thomas, Ketua Pelaksana, mengatakan, timnya sudah mempersiapkan yang terbaik bagi kelancaran kunjungan budaya tersebut. Berbagai persiapan sudah dilakukan panitia. Mulai dari transportasi, survei jalur trekking, hingga konsumsi para peserta.
“Betul. Kami fokus mempersiapkan segalanya untuk kesuksesan kegiatan selama dua hari ini,” jelasnya.
Ivan juga mengatakan, dirinya bersyukur karena beberapa mahasiswa Ilmu Komunikasi IBM Bekasi antusias mengikuti kunjungan budaya ke Baduy Dalam tersebut. Di balik terlaksananya kegiatan pengabdian ini, terdapat berbagai hambatan. Namun, timnya berhasil menggelar kunjungan budaya yang diadakan perdana bagi Ivan dan kawan-kawannya.
“Memang ada beberapa hambatan dalam persiapannya. Sempat diundur karena kepadatan kegiatan kampus dan lain-lain. Alhamdulillah, kami bisa mempersiapkan segalanya hingga hari keberangkatan,” tambah Ivan.
Achmad Kurniawan, Ketua Umum Himakom IBM Bekasi, menyampaikan, dirinya sangat mengapresiasi partisipasi para mahasiswa. Ia juga semangat karena ini merupakan kegiatan perdana bagi Himakom Angkatan 2022/2023 di bawah pimpinannya.
“Saya sangat apresiasi antusiasme teman-teman dari Himakom IBM Bekasi. Mereka ingin mengetahui lebih dalam tentang Baduy Dalam,” jelas Kurniawan.
Kurniawan juga mengatakan, kunjungan ini tidak sembarangan. Ada beberapa alasan mengapa para mahasiswa harus mengikuti kegiatan Prodi Ilmu Komunikasi tersebut. Terlebih bagi dirinya sendiri.
“Salah satunya karena daerah ini tidak cukup diakses di internet saja dan hanya bisa diketahui secara langsung oleh mereka. Khususnya saya pribadi sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi juga,” ujarnya.
Jumrayyis, salah satu peserta mengatakan, dirinya sudah mempersiapkan beberapa hal penting sebelum keberangkatan. Mulai dari tas, alas kaki, perbekalan, dan lain-lain. Persiapan serupa juga dilakukan peserta lainnya.
“Sudah disiapkan dari rumah. Terutama kesehatan pastinya. Karena kita akan menuju lokasi yang susah diakses dengan kendaraan nanti. Alias jalan kaki di sana,” ucap mahasiswa Ilmu Komunikasi Pagi tersebut.
Sesuai rundown acara, para peserta kunjungan budaya berkumpul terlebih dahulu di Kampus 1 IBM Bekasi, Bekasi Timur. Mereka berangkat dari gedung khusus Fakultas Teknik dan Komunikasi tersebut, Sabtu (2/9/2023), pukul 03.00 WIB pagi. Menggunakan bus berukuran besar, perjalanan menuju Baduy Dalam dari kampus tercinta dimulai.
Rute yang dipilih dalam perjalanan ini adalah dari Terminal Cijahe – Desa Cikeusik, Baduy Dalam. Berbeda dari kunjungan budaya sebelumnya, rute tersebut dipilih guna memudahkan peserta berjalan kaki menuju lokasi tujuan utama dari kegiatan ini.
Ada hal menarik saat menuju Terminal Cijahe. Bus peserta tidak mampu melanjutkan perjalanan karena jalur yang dilalui tidaklah bersahabat. Perjalanan pun dilanjutkan dengan menggunakan truk menuju titik pertama kunjungan budaya tersebut.
Tiba di Terminal Cijahe, para peserta dan dosen mulai menempuh perjalanan selama tiga jam menuju Baduy Dalam dengan berjalan kaki. Sembari singgah di desa-desa sekitar, tak lupa mereka berinteraksi dengan para penduduk Baduy di sana.
Kunjungan budaya ini juga ditemani tour guide sekaligus penerjemah. Mereka adalah Kasja, Firmansyah, dan Omo. Menariknya, Kasja merupakan mantan warga Baduy yang menikah dengan orang luar Baduy dan menjadi mualaf. Mereka memandu dan menerjemahkan bahasa yang digunakan warga Baduy Dalam saat berkomunikasi dengan para peserta dan dosen.
Adapun bahasa yang digunakan di sana adalah Sunda Baduy. Bahasa yang ini berbeda dari bahasa Sunda yang kita kenal pada umumnya.
Tiba di Baduy Dalam, para peserta dan dosen disambut hangat warga setempat, Sabtu (2/9/2023) malam. Tarian dan alunan musik tradisional menyambut mereka di bawah sejuknya malam Desa Cikeusik, Baduy Dalam. Usai menerima sambutan, para peserta dan dosen beristirahat di Homestay warga Baduy Dalam sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan untuk melanjutkan kegiatan esok harinya.
Pagi harinya, Minggu (3/9/2023), riset pun dimulai. Riset ini dilakukan sebagai bentuk pengabdian program studi Ilmu Komunikasi IBM Bekasi kepada masyarakat. Banyak aspek yang diamati para peserta dan dosen. Mulai dari ekonomi, sosial, budaya, dan khususnya komunikasi antar warga yang terjadi di Baduy.
Setelah riset selesai dilakukan, para peserta dan dosen mulai bersiap-siap kembali menuju bus untuk berangkat pulang. Mereka direncanakan tiba di Kampus 1 IBM Bekasi, Minggu (3/9/2023) malam.
Hamluddin, Dosen Ilmu Komunikasi IBM Bekasi mengatakan, ini kali kedua Ia berkunjung ke Baduy bersama mahasiswa. Ia sangat senang. Karena momen seperti inilah yang membuat dirinya dan mahasiswa bisa terjun langsung riset kebudayaan di wilayah yang terkenal jauh dari modernisasi tersebut.
“Seru sekali bisa berkunjung kembali ke Baduy. Sebelumnya sudah di tahun 2019 bersama mahasiswa angkatan saat itu,” jelasnya.
Hamluddin menambahkan, perjalanan menuju Baduy Dalam kali ini sangatlah berkesan. Menurutnya, perjalanan kali ini cukup baik dan ramah bagi para mahasiswa sekarang dibandingkan kunjungan sebelumnya. Selain itu, banyak sekali wawasan terkait kondisi terkini dari dua suku yang berdekatan tersebut, yakni Baduy Dalam dan Baduy Luar baginya dan para mahasiswa.
“Rute kali ini bisa dikatakan cukup aman. Kami berputar menuju Desa Cikeusik, wilayah terjauh di Baduy Dalam. Kami semua dapat melihat dan memahami langsung kebudayaan di sana. Seperti komunikasi antar budayanya, ketahanan pangan warga, perekonomian mereka, dan lain-lain. Pokoknya tidak kalah menarik kunjungan budaya kali ini,” tambah Dosen Ilmu Komunikasi IBM Bekasi tersebut.
Kegiatan selama dua hari satu malam tersebut berjalan dengan baik. Meskipun ada beberapa hambatan dan kekurangan, Baduy Dalam berhasil membawa kenangan bagi para peserta dan dosen Ilmu Komunikasi IBM Bekasi untuk diceritakan.
“Senang dan lelah sebenarnya. Tapi kita jadi tahu bagaimana kebudayaan warga Baduy secara langsung,” ucap Fachri, salah satu peserta Ikom Goes to Baduy 2023. (Reporter: Damar Haryo, Aditya/ Dokumentasi: Aditya).