Kehebatan MUI di Tanah Minang, MUI Sumbar Gak Punya Dana dan MUI Kota Padang Dapat Anggaran, Nyatanya Sama-sama Unggul

MUI374 Dilihat

TIGA hari perjalanan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi ke wilayah Sumatera Barat, banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran. Sebut saja, tidak ditemukannya waralaba Indomart atau pun Alfamart. Tidak ditemukannya mal-mal besar seperti di Kota Bekasi yang bertaburkan sejumlah nama mal, seperti Summarecon, Metropolitan, Giant, atau pun juga Aeon.

Tapi, tanpa itu semua, masyarakat Sumatera Barat yang berjumlah 4,5 juta lebih warga ini, tetap hidup seperti biasa warga ibukota. Sistem pemerintahannya pun cukup bagus, kalaupun ada riak-riak di sana sini, adalah hal yang wajar.

Demikian pula MUI Sumbar yang hanya punya kantor di lantai 2 Masjid Agung Nurul Iman di kawasan Jalan Imam Bonjol Kota Padang. Tanpa AC dan punya ruangan sangat terbatas, tak membuat para pengurusnya mati angin. Apalagi, MUI Sumbar tak dapat anggaran satu sen pun dari Pemprov Sumbar dalam bentuk dana hibah.

Ya, Buya Gusrizal Gazahar selaku Ketua MUI Sumbar mengakui bahwa mereka sama sekali tak dapat suntikan dana dari pemerintah sejak 2015 sehingga pada Februari 2017 mereka terpaksa menutup sementara kantornya. Tapi apa yang terjadi hingga kini, roda organisasi umat muslim tertinggi  di Sumbar itu tetap mampu berjalan.

Saat itu juga Pemprov Sumbar langsung menanggapinya. Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar Nasrul Abit mengakui tidak ada bantuan anggaran untuk MUI setempat. Ini karena terkendala Permendagri No 39 tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 tahun 2011.

Namun, Buya mengakui pintu depan ditutup bagian depannya saja. Bagian belakang tetap buka. “Awalnya ada anggaran, tetapi kami bukan lembaga yang menghabiskan anggaran dimana diberikan menjelang akhir tahun dan disuruh habiskan bikin SPJ kegiatan lain-lain, ya kami gak mau. Tetapi alhamdulillah sampai sekarang kami tetap hidup walaupun tanpa APBD. Pintu belakang kan masih buka, ada yang berikan bantuan dana ya kami terima dari sponsor-sponsor yang tidak mengikat,” jelasnya.

Berbeda halnya dengan MUI Kota Padang yang serba berkecukupan. Kedatangan MUI Kota Bekasi langsung disambut di rumah dinas Walikota Padang yang serba ber-AC dan ruangan yang sangat bagus, cukup apik dan nyaman. Bahkan sebelum pulang masih juga diberikan santap siang. Ya, karena MUI Padang ada anggaran yang didapat dari APBD Kota Padang.

Ya, kendati berbeda MUI Sumbar dan MUI Padang, apapun alasannya, keduanya tetap sama-sama mampu meningkatkan ukuwah Islamiyah dan tetap mampu menjaga toleransi umat beragama. Itulah hebatnya MUI di tanah Minang. (Zas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *