Bahkan pengerjaan tampak asal-asalan sehingga air tidak bisa mengalir karena pemasangan udit tidak sesuai yang diharapkan masyarakat. Tidak hanya sampai di situ, tanah yang ada di saluran juga tidak dikeruk.
Salah seorang warga sekitar, Ny Novi mengeluhkan pengerjaan proyek tersebut yang dianggapnya justru tidak sesuai harapan, bahkan dikhawatirkan menimbulkan banjir jika hujan turun.
Ia juga menyebutkan untuk pengerukan tanah di saluran depan rumahnya, warga harus mengeluarkan biaya sendiri. “Warga diminta bayar Rp2 juta untuk pengerukan tanah yang ada disaluran, tapi saya tidak mau karena kemahalan dan akhirnya menyuruh tukang dengan biaya Rp 1 juta,” kata Ny Novi.
Menurunya, warga sebenarnya hanya mengharapkan agar saluran itu dibetulkan sehingga aliran airnya menjadi lancar. Tapi karena pengerjaannya asal-asalan hasilnya malah membuat warga kecewa.
Karenanya, warga meminta dinas terkait agar melakukan pengawasan dengan ketat sehingga pekerjaan berjalan dengan baik serta hasilnya memuaskan. Warga juga berharap tidak dikenakan biaya untuk pengerjaan proyek tersebut karena kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.
“Biayanya jangan dibebankan ke wargalah karena sekarang masih dalam kondisi sulit,” harapnya.
Ketika dikonfirmasi ke salah satu mandor yang ada di lokasi, dia mengatakan anggarannya sudah habis sedangkan papan proyek berada di lokasi yang lain atau hasil pindahan, di RW 1. (Tim)