FESTIVAL Pasanggiri Pencaksilat Tingkat Kota Bekasi 2024 diselenggarakan pada hari pertama di GOR Hall Basket, Rabu (24/7/2024). Acara ini berupa perlombaan yang merupakan kegiatan rutin diadakan setiap tahun. Lomba pencaksilat ini dimulai pukul 08.00 -14.30. Terdapat tiga juri dari berbagai wilayah, yaitu Bandung, Depok, Majalengka, dan lain-lain. Peserta yang mengikuti lomba berusia mulai dari sembilan tahun sampai 16 tahun.
Tatan Sukarta selaku guru pembimping dari peserta pencak silat Hancak Pusaka Jati daerah Kranggan Jati Sampurna mengatakan bahwa mereka tidak melakukan persiapan khusus dalam mengikuti lomba pencak silat ini. Mereka melakukan latihan secara rutin yaitu dua kali dalam seminggu, yang dilakukan setiap malam Kamis dan Minggu.
“Persiapan kalau kita istilah persiapan memang secara rutin seminggu dua kali, setiap malam Kamis sama malam Minggu, jadi engga ada persiapan khusus memang yaa seminggu itu dua kali. Latihan itu setiap malam Minggu dan malam Kamis itu selalu latihan,” ujar Tatan Sukarta.
Tatan berharap para anak asuhnya yang nantinya baru akan masuk sekolah bisa menggunakan jalur prestasi seperti pencak silat ini. Ia bercerita bahwa pada tahun lalu ada seorang anak yang masuk sekolah negeri dari mulai SD, SMP, hingga SMA melalui jalur prestasi silat. Bagaimanapun pencak silat ini merupakan warisan dari leluhur. Tatan juga berharap pencak silat ini sampai kapanpun terus berkembang dan memiliki banyak penerus.
“Harapan saya tentunya terutama anak anak silat seperti sekarang yang masuk sekolah negeri dari jalur prestasi, alhamdulillah yang hasil tahun kemaren itu ada yang berprestasi dari SD sampai SMP, dari SMP ke SMA dia diterima di sekolah negeri sesuai dengan tujuan dan keinginannya melalui jalur prestasi. Tujuan dan motivasi tentunya di sini karena pencak silat ini warisan dari leluhur ya, berarti motivasi kita agar pencak silat itu sampai kapanpun ada penerusnya dan dikenal oleh orang lain yang belum mengenal pencak silat. Itu merupakan salah satu bagian dari budaya leluhurnya,” ujarnya.
Ia juga menambahkan seandainya tidak mendapatkan kejuaraan nantinya, anak muridnya bisa lebih bagus lagi untuk penampilan berikutnya. Dan dia akan berusaha agar anak muridnya bisa belajar dari proses latihan kedepannya.
“Seandainya tidak mendapat juara ini kan banyak diantaranya banyak anak- anak yang baru ikut, harapannya ini tentu untuk kedepannya dia lebih bagus lagi tampilnya, ini merupakan proses pembelajaran,” lanjutnya.
Deden Kumilar selaku juri dari panitia DPW bahwa kriteria dalam lomba ini terdapat empat kriteria penilaian dalam lomba ini. Diantaranya, anggah ungguh, adeg adeg, inti sari pelopinsa dan wlahma. Ia juga menjelaaskan untuk anggah ungguh mendapat 15 poin, adeg adeg 25 poin, inti sari pelopinsa 30 poin, dan wilahma 20 poin.
“Keriteria ini berlaku buat PPSI tingkat pusat DPW, DPD dan DPC, ada empat keriteria yaitu pertama anggah ungguh, kedua adeg adeg, ketiga inti sari pelopinsa, keempat wilahma. Jadi masing masing punya poin nya sendiri. Anggah ungguh itu poinnya 15, sedangkan adeg adeg 25 poin, intisari plopinsa 30 poin, wlahma itu 20 poin,” ujar Deden.
Tatan berharap agar kedepannya kualitas anak anak harus lebih ditingkatkan lagi, karena banyak dari peserta yang belum mengetahui kriteria dan peraturan PPSI. Khusus DPD PPSI Kota Bekasi harus mengadakan sosialisasi mengenai peraturan yang ada di PPSI.
“Bagus, khususnya di Kota Bekasi inikan agenda setiap tahun sudah diadakan cuma mohon setiap tahun untuk kualitasnya harus ditingkatkan, masi banyak peserta peserta yang belum mengetahui kriteria dan peraturan PPSI, jadi saya harap khususnya DPD, PPSI Kota Bekasi ini mengadakan sosialisasi mengenai peraturan dalam PPSI,” ujarnya. (Novia, Fatimah, Egi)