PEMBANGUNAN Islamic Centre yang bakal jadi ikon Kota Bekasi sejak 1989 hingga kini belum tuntas. Inilah yang mencuat jadi pertanyaan pasangan calon walikota Bekasi Heri Koswara-Sholihin pada debat perdana 1 November lalu.
Lantas, bagaimana tanggapan Heri Suko Martono selaku Ketua Yayasan Nurul Islam Islamic Centre Kota Bekasi ? Jum’at (8/11/2024) dia menjelaskannya kepada Koran Bekasi.
“Hal itu terjadi karena kurangnya dana untuk pembangunan masjid. Perkembangan pada saat pembangunan masjid Islamic Center sudah terhenti sangat lama dan menghabiskan dana sekitar Rp25 miliar. Karena biayanya yang kurang, saat ini biaya tersebut juga kurang sekitar Rp50 miliar,” ujar Heri Suko.
Heri Suko menyebutkan bahwa selama Islamic Centre Kota Bekasi berdiri, tidak pernah ada tindakan korupsi. Yang ada hanyalah uangnya yang tidak ada. “Biaya untuk pembangunan masjid juga masih kurang sampai saat ini. Dari awal pembangunan sudah memakan biaya sebesar Rp25 miliar,” tegasnya.
Diakuinya, memang pada saat pembangunan Islamic Center banyak mengalami kekurangan dana, termasuk pembangunannya dengan biaya mandiri.
“Bantuan yang didapat juga hanya 2 kali, pertama dari H Muchtar Muhammad tahun 2008 dan kedua Ahmad Syaikhu yang sekarang mencalonkan jadi Gubernur Jawa barat. Selain itu tidak ada biaya lainnya lagi, selebihnya ya menggunakan biaya sendiri,” lanjutnya.
Heri Suko juga menceritakan bagaimana awal Islamic Center dibangun pada 1989-1990. Namun, lagi-lagi dia menyebutkan pembangunan jadi mangkrak karena kekurangan anggaran.
Kemudian DPRD Kota Bekasi memutuskan dibentuk panitia pembangunan Islamic Center. Di-support Bupati untuk membangun masjid ini. Ia juga membuat tim panitia, sehkngga yang membangun masjid tersebut bukan dari yayasan.
“Ada panitia sendiri untuk membangun masjid Islamic Center. Yayasan hanya membantu dan memantau supervisi, support, dan anggaran,” kata Heri Suko. (Dahlia, Laras SMK 65 Jakarta)
