BANDUNG, KORANBEKASI.ID – Kegiatan Kompetensi Pembauran Kebangsaan di Hotel Grand Arjuna Jl Ciumbulueit Bandung, Jumat (15/11/2024) akhirnya resmi ditutup Nesan Sudjana, Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bekasi.
Sebelumnya, lima nara sumber memaparkan masing-masing tugasnya. Dari kelimanya, terbanyak pertanyaan disampaikan kepada Muji Hartono selaku BIN (Badan Intelijen Negara) dari Kota Bekasi. Muji membawakan soal Pembauran Kebangsaan Sebagai Antisipasi Konflik di Masyarakat.
Satu dari pertanyaan itu, mengapa Kota Bekasi masuk peringkat dua kota paling toleran sementara potensi konflik cukup besar di Kota Bekasi dengan banyaknya ormas (284) yang terdaftar.
Pertanyaan lain yang mengerucut adalah adanya ormas yang menguasai wilayah tertentu, termasuk apakah ormas diberi sanksi atau dicabut ijinnya.
Demikian juga pemateri kedua Sapto Yulianto Dasuki dari Kesbangpol Jabar yang menyampaikan Pembauran Kenangsaan Sebagai Pemersatu Bangsa.
Di akhir penutupan Nesan Sudjana, justru bertanya-tanya, mengapa pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dihapuskan dan mengapa BP7 (Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) sudah ditiadakan?
“Kok yang ada malah Kampus Merdeka? Apa itu kampus merdeka,” tanyanya sambil menambahkan agar pertanggungjawaban setiap ormas (SPJ) yang menerima bantuan hibah dari Pemkot Bekasi c/q Kesbangpol segera dilaporkan secepatnya. (zas)