Sekum MUI Kota Bekasi Minta Usut Tuntas Terkait Running Text “Plt Wali Kota Bekasi Bobrok” di Asrama Haji

Bekasi Kota764 Dilihat

SEKRETARIS Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi Buya Hasnul Kholid Pasaribu juga angkat bicara terkait running text di Embarkasi Haji Kota Bekasi, Kamis (25/5/2023). Dalam running text itu tertulis: Plt Wali Kota Bekasu Bobtok!!!.

“Yah … ngak boleh begitu, pihak asrama haji harus bertanggungjawab itu,” ujar Hasnul kepada koranbekasi.id, Jumat (26/5/2023).

Diakuinya bahwa tulisan tersebut pasti ulah oknum, yang sengaja membuat keruh suasana. Dan pastinya orang yang tidak bertanggungjawab. Dan harus diusulkan.

“Ada sebab akibat, dan harus diusut dan dipertanggungjawabkan,” tegasnya.

Sebelumnya, Tri Adhianto menyerahkan sepenuhnya pada Kemenag dan Kepala UPT Asrama Haji atas kasus tersebut. “Saya serahkan untuk Kemenag dan Kepala UPT Asrama Haji menindaklanjuti peristiwa ini,” kata Tri.

Seperti diketahui, entah siapa yang berbuat, tapi inilah yang terjadi di halaman gedung Embarkasih Haji di Kota Bekasi, Kamis (25/5/2023). Betapa tidak, tiba-tiba ada sebuah video yang memperlihatkan running text bertuliskan “Plt Wali Kota Bekasi Bobrok”.

Padahal, saat itu Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto datang untuk melepas rombongan jemaah haji asal Kota Bekasi. Kalimat umpatan yang ditujukan kepada Tri Adhianto ini juga dilengkapi tiga tanda seru dengan tulisan warna merah.

Tak pelak, Humas Asrama Haji Embarkasi Kota Bekasi Fitas Baharuddin langsung melayangkan permintaan maafnya. “Kami atas nama UPT Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi menyampaikan permohonan maaf dengan insiden yang baru terjadi. Itu di luar dari dugaan kami, di luar kehendak kami semua,” ujar Fitsa kepada wartawan.

Ia belum mengetahui apa penyebab dan siapa di balik munculnya tulisan tersebut. Ditegaskannya,  pihak Embarkasi Haji Jakarta-Bekasi itu pun akan mencari tahu bagaimana running text itu muncul secara tiba-tiba.

“Saya belum bisa memastikan dari pihak luar, karena ini belum ada upaya kami mencari tahu penyebabnya apa. Kami juga tidak bisa menuduh si A, si B, atau si C,” jelas Fitsa. (zas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *