SEKITAR 53 tahun yang lalu, pembuatan bata merupakan ikon Kabupaten Bekasi. Berdasarkan catatan salah satu harian nasioanal, pada tahun 1970-an terdapat lebih dari 3.000 lio yang memproduksi bata dan genteng. Lio paling banyak berada di Kecamatan Cikarang Utara dan telah dimiliki oleh penduduk asli selama tiga generasi bahkan mungkin lebih.
Industri rakyat di Bekasi Timur itu sudah ada sejak dua abad yang lalu. Sejak zaman Kerajaan Majapahit. Tanah di Cikarang memenuhi segala persyaratan untuk diubah menjadi bata berkualitas, mulai dari warna yang merah hingga kandungan zat yang membuatnya liat, tidak gampang patah atau hancur. Pokoknya kekuatanya bisa digunakan tujuh generasi.
Dari salah satu puluhan ribu pekerja lio, 61 tahun yang lalu lahirlah Mahmud, rumahnya tidak jauh dari jalan Industri Kampung Buniasih Cikarang Utara. Dekat dengan Pondok Pesantren NU Attaqwa Cikarang Utara.
Ayahnya Prof Dr H Mahmud MSi CSEE MCE bertugas mencari kayu bakar dan membawa bata- bata matang ke toko -toko matrial atau langsung ke tangan konsumen.
Meski bukan berasal dari keluarga juragan lio, namun Prof Mahmud memiliki semangat juang yang tinggi untuk merubah nasib, mungkin terinspiransi hadist nabi : *” Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa yang mengingikan akhirat hendaklah ia mengusai ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan keduanya ( dunia dan akhirat ) hendaklah ia menguasai ilmu” ( HR Ahmad).*
Kabarnya sekarang rumahnya telah berubah menjadi sekolah, tempat anak-anak meraih mimpi, memperbaiki akhlak dan mengasah hobi bekal awal keahlian. Nama sekolahnya Al Madani.
Dengan segala keterbatasan ia mampu menyelesaikan pendidikan di SDN Sempu Cikarang, MTs dan MA Anwarul Falah Kebon Kopi Cikarang, S1 di UIN Bandung, sementara S2 dan S3 di Universitas Padjadjaran Bandung. Selepas kuliah ia pilih profesi sebagai dosen dan guru besar di kampus tercinta selama berpuluh- puluh tahun. Ia juga pernah mendapat amanah untuk menjadi Rektor UIN Bandung selama dua priode, yakni dari tahun 2015 sampai 2023.
Selama di bawah kepemimpinannya UIN Bandung telah menorehkan berbagai prestasi yang membanggakan para mahasiswa serta dosennya, diantaranya, menjadi kampus terbaik Perguruan Tinggi Negeri Keagamaan Islam Negeri ( PTKIN) se Indonesia, juga pernah menjabat ketua rektor se Indonesia.
Sepanjang hidupnya ia darmabaktikan untuk mencerdaskan anak -anak negeri, setelah menjalani masa pensiun, ia menjadi ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Bekasi. Mimpi selanjutnya adalah bagaimana kerukunan beragama benar -benar terjadi di negeri ini khususnya di Bekasi dan cap bahwa Kabupaten Bekasi adalah wilayah intoleran dapat berubah.
Semoga tidak lama lagi akan lahir Guru Guru besar baru, meski bukan dari keluarga mampu. (Habibullah Al-Amin)