HIMEI dan HIMAKA IBM Bekasi Implementasikan Al-Ma’un di Tengah Naiknya Bahan Pokok

Umum1596 Dilihat

MENJEMPUT keberkahan, peka kemanusiaan–sosial selagi muda. Itulah yang menggerakkan Himpunan Mahasiswa Ekonomi Islam (HIMEI) dan Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKA) Institut Bisnis Muhammadiyah (IBM) Bekasi di tengah-tengah naiknya harga bahan pokok, secara bersama-sama menjalankan aksi tanggung jawab sosial dengan berbagi Takjil Ramadhan (Sabtu, 16/3/2023).

Di rangkum dari beberapa sumber, kata takjil berasal dari bahasa Arab, yaitu ajjala yang berarti menyegerakan. Kata ini memiliki turunan ta’jiil yang berarti penyegeraan dalam hal berbuka puasa. Ta’jil (penyegaran), takjil (mempercepat). Berdasarkan asal katanya, takjil sebenarnya tidak merujuk pada makanan, melainkan pada tindakan menyegerakan berbuka puasa. Namun demikian tidak ada salahnya bila dalam suasana saat ini dapat memberikan kudapan untuk berbuka puasa sebuah tindakan yang sangat positif.

“Saya sangat terharu, mantap dan tambah sayang pada teman-teman yang telah membersamai, sangat antusias di tengah gerimis menyediakan dan membagikan 200 paket takjil, terima kasih juga kepada para donasi yang telah memberikan sedekahnya. Semoga kita dapat bertemu kembali dengan Ramadhan tahun depan agar dapat memberikan paket takjil lebih dari sekarang,” ujar Jihan Nurhaliza.

HIMEI dan HIMAKA IBM Bekasi memiliki intuisi kepekaan atau kepedulian sosial terhadap sesama dalam kondisi masyarakat yang serba sulit dalam meniti kehidupan sehari-hari. Kesulitan yang dihadapi masyarakat seperti naiknya pajak, harga kebutuhan pokok, BBM, ongkos transportasi, biaya pendidikan dan lainnya.

Pengurus HIMEI dan HIMAKA IBM Bekasi adalah Kyai-kyai Dahlan dan Nyai-nyai Walidah muda penuh energi yang mengimplementasikan (penerapan) surat Al-Ma’un sesuai zamannya. Contoh penerapannya seperti, memiliki kelebihan makanan membagikan kepada orang-orang yang membutuhkan, menolong sesama dengan tanpa pamrih, mengasihi anak yatim dan juga berbagi pada orang miskin.

Ketua Umum HIMEI, Jihan Nurhaliza yang didampingi Jauzaa Izzaty dan Muhammad Syauqy Al Firdausy mengungkapkan berbagi takjil Ramadhan membantu yang tidak sempat berbuka di rumah karena pulang kerja yang menjemput rezeki baik para pejalan kaki, orang-orang yang tidak mampu, pengemis, pemulung, pengendara motor atau mobil yang melintasi jalan Dewi Sartika depan Masjid Almubarok Margahayu.

Dalam implementasi Al-Maun ini merupakan tahun ketiga HIMEI dari periode ke periode telah melaksanakannya. Tahun pertama dan kedua melaksanakan buka bersama, santunan dan penyerahan Alqur’an kepada anak-anak yatim piatu.

Senada dengan Ketua Umum HIMAKA, Abid Hafish Wibowo mengatakan bahwa ini kesempatan kolaborasi sesama HIMEI dalam memperkuat silaturrahim, menebar keberkahan. Adapun terjun ke masyarakat untuk belajar bermasyarkat (baca: peka, peduli sosial–kemanusiaan).

“Walaupun hujan mendera, tidak menggoyahan anak-anak HIMEI dan HIMAKA untuk tetap berbagi dengan sesama,” ungkap Abid.

Abid mengharapkan dari semangat ini tidak hanya sebatas atau berhenti di bulan Ramadhan untuk dapat berbagi, di bulan-bulan lainnya pun akan terus dilaksanakan. Selain itu, HIMA Prodi-prodi lainnya juga dapat bersinergi, bergerak maju bersama-sama untuk kepekaan sosial agar lebih baik dan massif dalam implementatif Al-Ma’un sesuai dengan Mata Kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan yang diterapkan di IBM Bekasi.

Pengurus HIMEI dan HIMAKA usai mengimplementasikan surat Al-Ma’un pada masyarakat diakhiri dengan bersyukur berbuka bersama di Masjid Babul Ilmi Kampus II IBM Bekasi. Menikmati hidangan berbuka dengan syukur nikmat walau dengan aneka makanan yang sederhana.

Pengurus HIMEI dan HIMAKA merujuk pada Implementasi surat Al-Ma’un dalam kehidupan warga Muhammadiyah, hikmahnya adalah nilai pembebasan (liberasi) terhadap keadaan yang membelenggu orang miskin, orang yang lemah (dhuafa), atau orang yang terlemahkan (mustadh’afin) baik karena keadaan atau karena sistem.

Pemikiran KH. Ahmad Dahlan tentang Tauhid Al-Ma’un bagi Muhammadiyah ibarat senjata untuk mengabdikan diri kepada bangsa Indonesia. Karena Tauhid Al-Ma’un merupakan gerakan sosial kemasyarakatan yang berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan.

Muhammadiyah berpandangan bahwa gerakan kemanusiaan merupakan kiprah dalam kehidupan bangsa dan negara dan salah satu perwujudan dari misi dan fungsi melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana telah menjadi panggilan sejarahnya sejak zaman pergerakan hingga masa awal dan setelah kemerdekaan Indonesia. (Yoni Haris Setiawan, UPT Perpustakaan dan Publikasi IBM Bekasi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *