Refleksi 96 Tahun Sumpah Pemuda: Pemuda Indonesia dan Hutang Peradaban untuk Generasi Emas 2045

Opini154 Dilihat

Oleh Wannihaq Yuhamrithama*

Tak terasa, sudah hampir satu abad para pemuda Nusantara lantang mengucapkan sebuah ikrar yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda:

Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Sumpah Pemuda ini merupakan hasil keputusan dari Kongres Pemuda kedua yang diadakan di Jakarta pada tanggal 27-28 Oktober 1928 yang dapat kita maknai sebagai momentum bersatunya pemuda-pemuda Indonesia, yang kemudian bergerak bersama, merumuskan, dan berjuang untuk menuju Indonesia yang merdeka. Semangat persatuan para pemuda ini lantas menjadi bensin bagi motor penggerak rakyat Indonesia sehingga 17 tahun setelah Sumpah ini terucap, Indonesia berhasil merdeka dan cita-cita Indonesia Raya berhasil diwujudkan. Kini, setelah 96 tahun sumpah itu terucap dan setelah 79 tahun Indonesia merdeka, di tengah perkembangan zaman yang berubah demikian drastis, spirit Sumpah Pemuda itu perlu kita refleksikan kembali agar tetap relevan dengan cita-cita mewujudkan Generasi Indonesia Emas 2045.

Tantangan Metamorfosis Dunia yang Begitu Drastis

Saat ini kita mengalami fase kehidupan yang berubah begitu cepat dan drastis dengan bantuan perkembangan teknologi. Teknologi telah memungkinkan kita menjangkau sesuatu yang tidak bisa dibayangkan di era 20-an di masa-masa para pemuda perintis kemerdekaan menghimpun dan menyatukan kekuatan untuk Indonesia Raya. Misalnya, begitu cepatnya informasi bisa sampai dari satu ujung dunia ke ujung dunia lain dengan satu sentuhan jari di layar gawai; begitu mudahnya kita dapat menghimpun dukungan atas pendapat dan opini kita lewat sosial media; begitu mudahnya pula kita dapat mengadakan pertemuan-pertemuan besar yang tidak membutuhkan kehadiran secara fisik (pertemuan daring); dan lain sebagainya.

Metamorfosis dunia yang begitu drastis ini bisa menjadi peluang, sekaligus menjadi tantangan bagi kita Pemuda Indonesia dalam mewujudkan cita-cita Generasi Indonesia Emas 2045. Tantangan kita sebagai pemuda bukan lagi penjajah imperialis dan kolonialis yang mencengkeram kebebasan kita, namun justru tantangan kita adalah begitu masifnya arus-arus informasi yang begitu bebas berlalu lalang, yang jika kita tidak dapat menyaringnya dengan baik maka hal tersebut akan berdampak negatif pada kehidupan kita sendiri dan kehidupan bernegara.

Perkembangan teknologi dan informasi saat ini tentu saja dapat membantu kita untuk menemukan, merumuskan, mengonsepkan, serta menyebarkan ide dan konsep kebangsaan kita agar tetap utuh sebagai sebuah negara kesatuan Republik Indonesia, tapi di sisi lain perkembangan teknologi dan informasi ini juga dapat menjadi senjata yang bisa berbalik “makan tuan” dengan menumbuhkan konsep-konsep globalis yang dapat secara mudah mempengaruhi isi Sumpah Pemuda yang “satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa” dan membuatnya menjadi sesuatu yang tidak relevan di masa kini bahkan pula dapat menentang konsep negara kesatuan Republik Indonesia yang sudah final.

Pemuda dan Hutang Peradaban

Pemuda Indonesia saat ini sebagai generasi yang hidup bersama perkembangan teknologi, harus betul-betul mawas diri dengan berbagai dampak dari perkembangan teknologi baik yang positif maupun yang negatif. Pemuda Indonesia harus mampu menjadi agen perubahan yang dapat memanfaatkan perkembangan teknologi untuk seutuh-utuhnya dan semaju-majunya Indonesia, sekaligus menjadi penyaring yang dapat meminimalisir dampak buruk dari derasnya arus informasi seperti: disinformasi, misinformasi, bahkan hoaks. Pemuda Indonesia saat ini harus mampu menjadi kompas yang menavigasikan apa dan bagaimana generasi emas hidup dan memberikan kontribusi maksimal bagi Indonesia sebagai bonus demografi.

Mempersiapkan generasi emas 2045 merupakan sebuah cita-cita luhur, yang harus mulai disiapkan dari sekarang sebagai hutang peradaban pemuda saat ini kepada generasi penerus. Pemuda saat ini harus maju paling depan untuk mengambil posisi-posisi strategis untuk mengisi sendi politik, sosial, dan kemasyarakatan kita; menebalkan keyakinan kita atas sumpah pemuda di tahun 1928 agar tetap relevan dan terus menjadi jiwanya para pemuda Indonesia; serta menjadi garda terdepan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda! (Jurnalis koranbelasi.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *