Kisah Sukses Warjiyo Kembangkan Sasana Ling Tien Kung di Bantul dan Sekitarnya

Opini963 Dilihat

Oleh Habsul Nurhadi

(Dosen, Wartawan, dan Pegiat ELTEKERS Ling Tien Kung)

BERAWAL dari menderita berbagai penyakit, antara lain penyakit asma yang merupakan penyakit keturunan dari orangtuanya, bahkan paru-parunya sempat pernah mengalami luka, lalu penyakit hipertensi, penyakit kolesterol, dan penyakit wasir/ambeien, sehingga oleh dokter diharuskan meminum obat-obatan selama enam bulan terus-menerus, telah mendorong Warjiyo (68 tahun) mencoba mencari alternatif solusi lain untuk berupaya sembuh dari penyakitnya.

Warjiyo yang tinggal di Kapanewon/Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, kemudian menemukan tutorial terapi kesehatan Ling Tien Kung melalui konten youtube. Tepatnya sejak tahun 2019 itu Warjiyo mulai aktif menekuni gerakan terapi tersebut secara sendirian di rumahnya. Setelah Warjiyo merasakan ada perbaikan kondisi badannya, kemudian ia mengajak beberapa lansia tetangganya untuk ikut latihan bersama di Balai RW.

Pada sekitar tahun 2020 ada seseorang bernama Ali Albasya (kini sudah almarhum), yang merupakan pria asli Klaten (Provinsi Jawa Tengah) yang tinggal di Tangerang (Provinsi Banten), seringkali berkunjung ke Bantul untuk memberikan bimbingan pengarahan gerakan terapi kesehatan Ling Tien Kung kepada Warjiyo dan para tetangga lansianya.

Selanjutnya Warjiyo ditawari untuk mengikuti ujian Instruktur Ling Tien Kung di Surabaya, namun kala itu ia menolaknya. Ia berpendapat, bahwa belum akan mengikuti ujian instruktur, apabila jumlah pesertanya belum mencapai 100 orang. Baru pada tahun 2021, setelah jumlah pesertanya semakin bertambah, dan tempat berlatihnya dipindahkan dari Balai RW ke halaman Masjid Al Manar yang lebih luas, maka Warjiyo pun melapor ke Surabaya untuk mengikuti ujian Instruktur.

Sasana tempat berlatih Ling Tien Kung tersebut kemudian diberi nama Sasana Jurugentong Sehat, yang sering disingkat menjadi Sasana Jurgen Sehat. Jurugentong adalah nama desa di Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul. Jumlah peserta yang rutin berlatih di Sasana Jurgen Sehat itu kini berkisar 210 orang, dengan dua hari latihan setiap minggunya, yakni pada hari Rabu mulai jam 07.00 pagi, dan hari Sabtu mulai jam 07.00 pagi.

Seiring dengan terus berkembangnya antusiasme masyarakat luas yang berminat mengikuti terapi kesehatan Ling Tien Kung, kemudian menggugah semangat Warjiyo untuk membuka sasana baru di Dukuh Purbosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sasananya dinamakan Sasana Purbosari Sehat, yang pada bulan September 2024 silam telah memperingati ulang tahun pertamanya. Jumlah peserta yang berlatih secara rutin ada sekitar 100 orang, dengan jumlah latihan dua hari per minggu, yakni pada setiap Rabu jam 15.30 sore dan setiap Minggu jam 15.30 sore.

Ternyata animo masyarakat tidak berhenti sampai disitu saja. Pada wilayah Kabupaten Gunungkidul tersebut ada dua sasana lagi yang baru dibuka oleh Warjiyo, yakni Sasana Ngloro Sehat, yang berlokasi di Dusun Ngloro, Kecamatan Saptosari, dan Sasana Wiladeg Sehat, di Dusun Wiladeg, Kecamatan Karangmojo. Pada Sasana Ngloro Sehat latihan diadakan seminggu sekali, yakni setiap hari Minggu mulai jam 07.00 pagi, dan biasa diikuti oleh sekitar 25 orang peserta. Sedangkan pada Sasana Wiladeg Sehat, yang baru dibentuk sekitar empat bulan lalu, dan diikuti oleh sekitar 25 orang peserta, latihan diadakan seminggu sekali, pada setiap hari Rabu mulai jam 13.30 siang.

Disusul kemudian, pada sekitar sebulan lalu, Warjiyo juga membuka sasana baru di wilayah Kabupaten Bantul, yakni Sasana Pasar Bonpring Sehat, yang berlokasi di Jalan Wonosari Yogyakarta Km.12, dan diikuti oleh sekitar 50 orang peserta, dimana latihan diadakan seminggu dua kali, yakni pada Selasa mulai jam 07.00 pagi dan Kamis mulai jam 07.00 pagi.

Bahkan menurut rencananya, pada Senin 14 Oktober 2024 Warjiyo juga bermaksud menyambangi lokasi Gereja Kristen Jawa (GKJ) Mergangsan, Kota Yogyakarta, untuk melakukan pengenalan latihan terapi kesehatan Ling Tien Kung kepada masyarakat sekitar.

Dari penuturan Warjiyo, banyak peserta latihan terapi kesehatan Ling Tien Kung yang memberikan pernyataan kesaksian, yang semula mengeluh mengalami gangguan kesehatan, namun setelah tekun dan disiplin mengikuti latihan, ternyata kini sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan. Seperti misalnya Supirah (68 tahun), yang adalah juga istri Warjiyo, semula mengalami saraf kejepit yang divonis dokter harus dioperasi, namun akhirnya tidak jadi dioperasi. Begitupun Wasimin (60 tahun), yang adalah adik kandung Warjiyo, yang semula mengalami ambeien dan berak darah, namun setelah ikut latihan beberapa bulan, sudah tidak mengalami berak darah lagi.

Menurut Warjiyo, para peserta setelah mengikuti latihan terapi kesehatan, kebanyakan menyatakan bisa tidur lebih nyenyak, serta sering buang gas (alias tidak masuk angin). Begitupun beberapa peserta usia lanjut (lansia) ada yang menjadi tidak pakai tongkat (penekan badan) lagi, ada yang fokus matanya menjadi lebih baik, dan banyak pula yang bisa melakukan ibadah sholat dengan gerakan normal (alias tidak sambil duduk di kursi) lagi. Namun Warjiyo menyarankan, agar para peserta tetap melanjutkan melakukan latihan sendiri di rumah masing-masing.

Perihal ketersediaan tenaga Instruktur, Warjiyo menjelaskan bahwa hingga sekarang ini baru tersedia dua orang instruktur untuk memimpin latihan pada enam sasana yang ada, yakni diri Warjiyo sendiri, yang merupakan instruktur lulusan Ling Tien Kung Surabaya tahun 2021, dan Supirah itri Warjiyo, yang merupakan instruktur lulusan ELTEKERS Indonesia Sejahtera, Jakarta, Angkatan Pertama tahun 2024. Dengan demikian, guna memenuhi tenaga instruktur, maka pada kesempatan ujian instruktur ELTEKERS mendatang, menurut Warjiyo, insya Allah akan mengirimkan sekitar 3-4 orang Calon Instruktur lagi.

Warjiyo menambahkan, khusus untuk Sasana Jurgen Sehat, terdapat tiga model pakaian seragam latihan yang biasa dikenakan, yakni seragam wajib berwarna putih-biru, seragam khusus Sasana berwarna putih-biru, dan seragam berwarna merah-putih untuk acara-acara kebangsaan.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *