TANGERANG, KORANBEKASI.ID – Pembentukan organisasi di luar MPET2 Surabaya, tidak perlu disikapi dengan mengatakan hanya Ling Tien Kung yang asli, sedangkan Eltekers adalah palsu.
Narasi yang memperbandingkan antara Ling Tien Kung sebagai ilmu gerak terapi dengan Eltekers sebagai nama organisasi adalah tidak tepat, karena ilmu Ling Tien Kung yang diajarkan MPET2 maupun oleh organisasi-organisasi lain – termasuk Eltekers – adalah bersumber dari buku yang sama, yakni buku kuning Ling Tien Kung.
Hal itu dikatakan Hendar Ristriawan,⁹ mantan Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia, yang kini menjabat Dewan Pakar Eltekers Indonesia Sejahtera, suatu perkumpulan pegiat ilmu gerak Ling Tien Kung, di sela-sela berlangsungnya acara Sarasehan dalam rangka Gebyar Ulang Tahun ketiga Sasana BW05Sehat di Fave Hotel, Cipondoh, Tangerang, Provinsi Banten, Ahad (3/11/24) lalu.
Tampak hadir pada acara itu tokoh-tokoh senior pegiat ilmu Ling Tien Kung, seperti Mayjen TNI Mar (Purn) Widodo Dwi Purwanto, Ganie Notowidjojo, Sunarto Sastrodimedjo, Mirwan, serta jajaran pengurus pusat Eltekers Indonesia Sejahtera, diantaranya Achmad Mediana, Indra Djaman, Imam Suwondo, Budi Mastuty, Habsul Nurhadi, Susi Sofiani Nasution, Samudra Sukardi, Supriyanto, Hasyim Ashari, Prie Supriyadi, dan Sri Sayekti.
Menurut Hendar Ristriawan, organisasi yang menyelenggarakan latihan gerak terapi Ling Tien Kung saat ini semakin banyak. Semula, hanya organisasi yang bernama MPET2 di Surabaya. Sekarang, selain MPET2 Surabaya juga ada organisasi lain seperti Eltekers Indonesia Sejahtera.
Organisasi-organisasi tersebut memiliki aktivitas yang sama, yakni menyelenggarakan latihan Ling Tien Kung sesuai dengan teknik dan gerakan yang diajarkan oleh Laoshi Awiek Wijaya, sebagaimana dimuat dalam buku kuning Ling Tien Kung.
Hendar menandaskan, bahwa tidak ada gerakan terapi Ling Tien Kung yang asli dan yang palsu, karena semua organisasi yang ada tersebut menggunakan buku panduan yang sama. Demikian juga, tidak ada organisasi yang asli dan yang palsu sepanjang organisasi-organisasi tersebut telah didaftarkan di Kementerian yang berwenang.
Lebih jauh Hendar berharap, dengan banyaknya organisasi-organisasi pegiat dan pencinta Ling Tien Kung tersebut seharusnya justru dinilai sebagai hal positif dalam mengajak dan menyebarluaskan ilmu gerak terapi Ling Tien Kung ke masyarakat luas, untuk menggapai tingkat kesehatan yang paripurna, dengan tanpa obat, tanpa alat, dan tanpa ragat (biaya). (nihaqus yuhamus)