SIPIROK, KORANBEKASI.ID – Raja-raja Adat Sipirok “Haruaya Mardomu Bulung Napa-napa ni Sibual-buali” Kecamatan Sipirok protes keras atas pembegalan demokrasi menjelang Pilkada Tapanuli Selatan, Sumut 2024.
“Suara rakyat adalah suara Tuhan,” ujar Bangun Siregar dalam orasinya saat aksi demo Raja-raja Adat Sipirok di Kantor Bupati Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2024).
Massa demo juga menuntut pelaksana tugas (Plt) Bupati Tapsel Rasyid Assaf Dongoran untuk netral atau tidak cawe-cawe di Pilkada serentak 27 November 2024.
“Kami juga kesal atas sikap Plt Bupati Tapsel yang dua hari lalu tidak mau menemui menjawab masyarakat adat Tapsel untuk klarifikasi terkait cawe-cawe itu,” ungkapnya.
Adriyunus Siregar, salah seorang masyarakat adat Sipirok mengatakan, aksi demo mereka lakukan, dimana Plt Bupati Tapsel Rasyid Assaf Dongoran diduga tidak netral di Pilkada.
“Dari rekaman audio, kami menduga suara Plt Bupati Tapsel telah cawe-cawe untuk memenangkan salah satu pasangan calon bupati Tapsel. Ini merupakan pembegalan demokrasi,” protes Adriyunus.
Kecaman senada juga dari Raja Luat Parau Mangaraja Tenggar, Raja luat Sipirok Sutan Parlindungan Suangkupon, Raja Luat Baringin, Mangaraja Laut. Mereka tidak setuju adanya pembegalan demokrasi.
Tokoh-tokoh adat Sipirok bahkan meminta Kementerian Dalam Negeri untuk dapat segera mencopot Rasyid Assaf Dongoran dari jabatan Plt Bupati Tapsel.
“Kami kesal, dua kali beliau (Rasyid-red) tidak mau menemui (aksi) kami. Kami minta Mendagri mencopot jabatannya. Kami tidak mau lagi,” tegas Adriyunus lebih jauh.
Usai menyampaikan pendapatnya dengan menggunakan pengeras suara, massa demo yang datang menggunakan bus serta kendaraan lainnya siang itu lalu membubarkan diri.
Sejumlah spanduk bertuliskan ” Tolak Begal Demokrasi di Bumi Dalihan Natolu”, “Plt Bupati Stop Cawe-cawe”, “Jangan Rusak Pesta Demokrasi di Tapsel” mewarnai aksi demo dengan yang kordinator lapangan Wim Raja Parmuhuman Siregar, dan penanggungjawab Baginda Hasian Siregar.
Aksi demo tokoh-tokoh adat Sipirok di bawah “Haruaya Mardomu Bulung Napa ni Sihual-buali” ini mendapat pengawalan ketat dari sejumlah personel aparat kepolisian Polres Tapsel, dan Satpol PP. (Rls)