ANGKUTAN kota atau biasa disingkat angkot adalah sebuah transportasi umum dengan rute yang sudah ditentukan. Angkot yang merupakan salah satu transportasi tradisional ini dari tahun ke tahun intensitas penumpang selalu menurun.
Inilah yang dikatakan Sadut dan Rudi Hartono selaku sopir angkot dalam wawancaranya pada Jum’at (14/4/2023).
Sadut seorang supir angkot 12 jurusan Terminal Bekasi – Duren Jaya, Cerewet mengatakan sebagai sopir angkot, tahun ini memang harus banyak bersabar, banyak saingan menjadi salah satu alasan intensitas penumpang menurun salah satunya yaitu sudah ketindih zaman online.
Sekarang ini Sadut hanya bisa bersabar, ia tidak menginginkan berada di situasi seperti sekarang. Ia mengatakan mau ngeluh pun ia bingung untuk mengeluh ke siapa, sudah diberi kesehatan kekuatan oleh Allah saja Sadut sudah bersyukur.
“Penumpang tahun ini parah dek. Jadi kita ini dibilang harus banyak bersabar, emang harus banyak bersabar gitu. Ya emang keadaannya, satu banyak saingan, kedua emang udah ketindihin zaman. Zaman online itu habis sama online sekarang, lah kita kan manual cuman pengennya ada lah kelebihannya buat lebaran gitu ya. Tapi ya emang enggak ada mau begini, mau bilang apa kita, mau ngeluh, ngeluh ke mana karena itu udah sabar aja lah, istilahnya diberi kekuatan, diberikan kesehatan oleh Allah gitu aja saya sekarang,” ujar Sadut.
Pada tahun sebelumnya, ketika Covid-19 melanda Indonesia walaupun ada PPKM dan dibilang tidak boleh keluar, tetapi pendapatan tahun itu masih banyak dibandingkan sebelumnya.
Sadut mengatakan bisa saja angkot gulung tikar. Ia tidak ingin menyalahkan siapapun, sekarang harus menyadari keadaan, jadi harus sabar dan tawakal, diberi kesehatan oleh Allah itu sudah Alhamdulillah.
Ia berharap mudah-mudahan tahun ini dan tahun yang akan datang lebih baik dari yang sekarang. Ia juga berpesan bahwa pemerintah sudah bagus pikirannya tidak mau menyengsarakan rakyat, cuman memang kenyataannya seperti ini. Jangan suka menyalahkan siapapun apalagi pemerintah, pemerintah juga pengen subur makmur tapi memang keadaannya yang seperti ini, bukan hanya di negara kita juga hampir di setiap negara seperti itu.
“Mudah-mudahan tahun yang akan datang ke depan gitu ya mudah-mudahan, lebih baiklah dari kami yang sekarang, gitu aja deh. Mengharapkan ini gitu jangan sampai sesulit ini gitu model kalau kalau model raket kecil seperti saya ini ya pemerintah itu istilahnya sembako, terjangkau mah sama kita-kita ini gitu. Makanya saya juga mesan sama teman-teman jangan suka menyalahkan siapapun, apalagi pemerintah,” papar Sadut
Rudi Hartanto yang juga supir angkot 02 jurusan Bekasi-Pondok Gede mengatakan, jumlah penumpang di bulan Ramadan ini berkurang jauh. Daripada ia tidak makan mau tidak mau terpaksa dijalani dengan apa adanya walaupun pendapatannya sedikit.
Menurut Rudi, hal yang membuat intensitas penumpang menurun itu yang pertama menyangkut ekonomi masyarakat. Kedua dikarenakan online ini sudah merajalela.
Pendapatannya pun tidak tertentu. Terkadang ia mendapatkan Rp80.000 Terkadang juga hanya Rp50.000, bahka bisa pendapatannya Rp30.000 dalam sehari. Sejak awal Covid 19 menerjang Indonesia, maka sejak itulah angkot mengalami penurunan dari yang awalnya 400 unit kini tinggal 100 sampai 150 unit.
“Tahun-tahun sebelumnya Alhamdulillah bisa mencapai target dan bisa dibawa pulang ke rumah tangga. Sekarang ini malah semakin merosot, semakin ambruk pendapatan sopir angkot,” ujarnya. (Amanda)