Wisata Lebaran di Tapsel Era 80-an, Raon-Raon/Mardumba-Dumba Lebaran

Umum438 Dilihat

HORBOOOO (kerbau) teriak warga dari pinggir jalan ketika truk terbuka mengangkut banyak orang melintas di perkampungan. Marah dibilang horbo, penumpang truk itu membalas dengan kencang, ho te na (kau kotoran horbonya).

Di hari lebaran, tahun 80-an, masyarakat di kampung ku, Siunggam, Tapanuli Selatan, untuk rekreasi ke candi portibi, misalnya, memanfaatkan angkutan truk gratis. Maklum, pada masa itu angkutan masih minim, ditambah lagi daya beli masyarakat sangat rendah ( prei muta jadi).

Truk yang diparkir sopir di pinggir jalan depan rumahnya direncanakan jalan siang, tapi sejak pagi warga sudah berkerumun, khususnya remaja, melingkar di sekitar truk seraya pegang ban dan bodinya. Mereka takut ketinggalan.

Siang hari begitu mesin truk nyala, wow mereka langsung melompat ke atas bagai pasukan Kopassus terlatih. Ketika ban mulai berputar melambat, tawa riang pun membahana. Laki-wanita, tua-muda berbaur beradu posisi di pinggir untuk melihat pemandangan. Keceriaan sesekali terganggu mana kala ada yang muntah.

Rasa jengkel pun tak terhindari. “Ma manembak si aha indi,” hardik kawan yang terkena tampias muntahan.
Riang gembira di hari Lebaran dengan ekonomi terbatas!!! (Erman Tale Daulay/Asal Desa Siunggam Paluta/Kini Tinggal di Depok)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *