Tidak Ada Palang Kereta, Sejumlah Warga Kota Bekasi Rela Menjadi Relawan

Umum2762 Dilihat

PALANG pintu kereta api merupakan sarana untuk mengatur atau mencegah pengendara kendaraan bermotor maupun pejalan kaki melintasi rel kereta api saat ada kereta api melintas. Seperti yang terjadi di Jl Insinyur H Juanda, Kota Bekasi. Di  jalan ini tidak terdapat palang pintu kereta yang mana hal ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan kecelakaan.

Untuk meminimalisir adanya kecelakaan, warga sekitar pengguna jalan mengajukan diri sebanyak kurang lebih 20 orang untuk menjadi relawan yang akan bergantian setiap 1 atau 2 jam untuk berjaga setiap kereta akan lewat. Hal ini dilakukan selama 24 jam secara bergantian.

Pendapatan para relawan ini pun didapatkan dari pengguna jalan yang melintasi jalan tersebut, sehingga pendapatannya pun tidak menentu. Sekitar 50 ribu hingga 100 ribu dalam satu jam.

“Ya paling dari pengguna jalan yang melintas aja. Dari PT KAI nggak ada sama sekali, dulu sempat pernah diajuin dari pihak KAI nggak ada jawaban. Penjaga rel di perlintasan manapun, udah pernah di mintain fotocopy KTP dan lain-lain tapi udah lama berapa tahun yang lalu tapi nggak ada kelanjutannya sampai hari ini,” ujar Hendrik, salah satu relawan penjaga palang KA.

Kejadian setahun sekali pasti ada yang dikarenakan pengguna jalan yang buru-buru, lengah atau ceroboh. Yang terakhir kecelakaan dI jalan tersebut ada bajay yang ketabrak, lalu satu minggu kemudian ada perempuan. Kabar yang beredar ada yang bilang bunuh diri ada juga yang memang kecelakaan.

Ia berpesan kepada para pengendara untuk mengurangi kecepatan dan selalu hati-hati serta tengok kiri-kanan. Hendrik juga berharap pengendara harus tertib dan ekstra hati-hati di perlintasan rel manapun.

“Usahakan kurangi kecepatan dan selalu hati-hati tengok kiri kanan. Biar pengendara lebih tertib dan ekstra hati-hati di perlintasan rel manapun,” jelasnya. (Amanda Putri Meidiyani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *