SEORANG bapak yang bekerja sebagai tukang ojek di pinggir jalan, yang berada di Jl. Ahmad Yani RT 004 / RW 020, Pekayon Jaya, bernama Budi Arianto (62). Ayah dua anak ini bekerja sebagai tukang ojek di pinggir jalan. Anak pertama berusia 36 dan yang ke dua berusia 27.
“Anak saya dua-dua nya pada nganggur, ga kuliah juga karena ada ovid-19, jadi nganggur sampai sekarang. Lulus SMA pada ga kerja, anak saya juga belom pada nikah dua-duanya. Jadi saya yang bertanggung jawab buat memenuhi kebutuhan rumah, anak saya laki-laki semua tapi belom pada kerja,“ ujar Budi, Senin (7/8/2023).
Untuk penghasilan, Budi mengaku tukang bisa mendapat Rp70 Ribu per hari. Dan penghasilan ini gak menentu. “Untuk mendapatkan pengasilan perharinya juga ga nentu, kadang juga kerja seharian cuman bisa dapet ya paling Rp40 ribu doang, kadang Rp50 ribu ” katanya.
Budi memilih pekerjaan sebagai tukang ojek karena lowongan pekerjaan terlalu susah, apalagi di umur yang sudah cukup tua. Ia selalu mangkal di daerah Jl Ahmad Yani, Pekayon Jaya karena dari dulu sudah mangkal di situ. Puluhan tahun lamanya.
Penghasilan per harinya hanya untuk makan. “Ya untuk penghasilan sih buat makan juga kurang karena pendapatan hanya segitu, mau gimana lagi, anak saya juga pada nganggur semua,” tutur Budi.
Budi bekerja dari pukul 05.00 hingga 22.00 malam. Ia juga tinggal di daerah Pekayon yang tidak jauh dari tempat mangkalnya. Budi senang saja dengan pekerjaannya saat ini walau hanya sebagai tukang ojek.
“Sekarang juga udah ada aplikasi gojek sama grab, jadi karena ada aplikasi itu, yang naik ojek jadi berkurang, makanya pengasilan saya juga kurang buat sehari-harinya,” tegasnya. (Anna)