KETIADAAN air PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) di Bekasi membuat warga kelimpungan. Tidak hanya untuk mandi dan bepergian lainnya, juga untuk mencuci pakaian. Ironisnya, belum ada solusi dari pihak PDAM, kecuali diam seribu bahasa.
Senin (14/8/2023) misalnya. Natali dibuat pusing tujuh keliling gegara air PDAM di rumahnya mati. Cucian numpuk, sudah menghabiskan hingga 28 air galon isi ulang. Ini merupakan imbas dari tercemarnya Kali Bekasi akibat limbah. Airnya menghitam dan berarioma tidak sedap.
Natali adalah salah satu pelanggan PDAM, ia tinggal di Perumahan Permata Hijau Permai, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi. Ia mengalami krisis air sejak Jumat (11/8/2023) malam. Distribusi air bersih dari PDAM mati total.
“Dari hari Sabtu total sudah habis 28 galon,” kata Natali seperti dikutip dari Info Bekasi.
la membeli air galon isi ulang untuk keperluan mandi, cuci piring dan “buang hajat”. Sementara untuk mencuci pakaian berhenti dulu, karena butuh air lebih banyak lagi.
“Cucian dari Kamis, mau nyuci Jumat pas banget air mati,” lanjutnya.
Otomatis cuciannya menumpuk. Di dalam mesin cuci sudah penuh, belum lagi di kantong kresek besar warna merah.
“Ampe puyeng lihatnya, bukan mesin cucinya yang muter, kepala yang muter,” katanya ketus.
Air adalah sumber kehidupan. Ini mestinya bagian dari pelayanan dasar pemerintah. Harusnya tak ada lagi alasan gangguan produksi akibat pencemaran. Soalnya, meskipun pelayanan dasar, pelanggan tetap mengeluarkan duit untuk mendapat pasokan air bersih dari perusahaan milik pemerintah daerah.
Demikian juga pelanggan PDAM lainnya di Bekasi Utara. Malah, Rizky harus mengungsi ke Jakarta gara-gara distribusi air bersih terhenti imbas pencemaran air baku dari Kali Bekasi.
“Sejak sekitar semingguan yang lalu, kualitas air itu kecil dan berwarna kuning pekat,” kata Rizky,
Pelanggan di Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara mengaku, puncak krisis air bersih, terjadi pada Jumat malam. Air dari kran sama sekali tidak mengalir. Rizky menyerah, ia bersama keluarga memutuskan mengungsi ke Kemayoran, Jakarta.
“Jumat seharian tidak ada air mengalir. Sabtu, saya menyerah stok air di toren sudah habis,” keluh Rizky.
la membandingkan layanan air bersih di Jakarta. Sejak Sabtu pagi air cukup melimpah, meskipun harus menghemat pemakaian. “Gak ada berita masalah air baku di sana,” ucap Rizky.
Dapat kabar distribusi air normal, Rizky memutuskan kembali ke rumah pada Minggu malam. Rupanya, distribusi kembali gangguan akibat pencemaran lagi air baku Kali Bekasi.
“Semalam mulai pakai air galon,” tegas ya.
PDAM di Bekasi masih mengandalkan air baku dari Kali Bekasi. Sumber air dari Kalimalang melalui saluran irigasi Palanta (samping islamamic center) terganggu proyek Tol Becakayu.
Pemerintah daerah menargetkan normalisasi selama sepekan ke depan. Adapun, saluran Palanta ini dibangun beberapa tahun lalu memang untuk memaksimalkan suplai air baku dari Kalimalang.
Selama ada proyek tol Becakayu yang berimbas pada suplai air baku, PDAM memakai air dari Kali Bekasi melalui bendung Nowo (samping Kali Bekasi). Pada Jumat lalu, terjadi pencemaran parah. Air kembali tercemar pada Minggu petang. (*/mah)