SEBUAH kisah penuh perjuangan dan inspiratif datang dari seorang remaja bernama Indah. Saat itu Indah sedang menatap anak-anak di taman dekat rumah. Indah sangat merindukan masa kecil yang penuh kebahagiaan. Namun, dalam masa muda yang lebih sulit dia selalu mengucapkan “Cape yah.”
Perjalan dia sudah cukup jauh sejak kehilangan ayahnya pada saat duduk di kelas 10 SMA. Dia hanya punya ibu dan abang sebagai penompang. Dia berjuang memenangkan basiswa untuk masuk ke Intiitut Teknologi Bandung (ITB) dan Indah berhasil. Keberhasilan ini membawa kebahagiaan campur sedih, meninggalkan ibu dan abang, tetapi juga mendapatkan beasiswa di kampus impian.
Sebelum dia menerima beasiswa itu, Indah berbicara ke makam papahnya, bingung antara memenuhi permintaan papahnya atau mempertimbangkan perasaan ibunya.
“Pah ade bingung pah ade ambil beasiswa ITB itu atau aku tinggalkan saja cari yang dekat rumah? Agar aku bisa jaga mamah juga jujur sekarang ade bingung pah,” ucap Indah.
Sang ibu akhirnya dengan berat hati memberi restu, “Ambil aja de, mamah gapapa ko masih ada abang mu itu.”
Semester pertama di ITB tidak mudah bagi Indah. Terkadang sendirian, dia mendapatkan tawaran teman dari sekolahnya dulu untuk mengajak gabung nongkrong bersama namun dengan kepala dingin dia berkata, “Ga enak gua pun kita kan beda prodi tapi nextnya gua ikut kumpul kalian deh.”
Overhingking itu pasti pada saat memasuki pekuliahan, mungkin Indah adalah salah satunya. Semangat Indah kuliah adalah salah satu amanah terakhir dari ayahnya yang dia simpan yaitu, “Kamu harus kuliah kejar mimpi kamu, bapak gabisa jaga kamu terus, kamu harus mandiri bahagiain mamah yaa, hapus omongan kalo cewe ujungnya di dapur itu ga bener ya de, kamu harus kejar kesuksesan itu, jika kamu dapat besiswa gunakaan sebaik mungkin karena pasti hanya orang tertentu yang mendapatkannya. Bapak mau dari keluarga besar bapa yang punya sarjana itu dari anak, bapak kamu pasti bisa ko de tetap bismillah yaa,” kata almarhum pada saat masih hidup.
Ketika Indah cape atau sudah lelah untuk semua banyak pikiran yang mengganggu sampai tidur pun tidak nyenyak. Dia pernah menulis di buku kehidupan dia. “Mungkin mencapai kesuksesan sangat lah susah, tapi percaya akan ada hal indah yang kita tidak akan tahu bahwa kesuksesan itu mudah.”
Indah telah melewati perjalanan yang sangat sulit dari masa SMA dan sekarang sudah menjadi salah satu karyawan perkantoran di daerah Jakarta. Meski kelihatan sibuk dan berkerja keras, dia mempunyai rasa sedih ketika dia sendiri seperti wisuda Indah hanya bisa menghadirkan mamah dan abangnya. Dan Indah sangat bersyukur akhirnya selesai perkuliahan.
Dia senang ketika amanah yang dititipkan dari ayahnya sudah terlaksanakan hingga dia lulus menjadi sarjana SE di bagian akuntansi. Lingkungan yang baru di perkerjan itu bisa dibilang sangat berbeda ketika di kampus.
“Kejar terus apa yang kamu impikan jangan patah semangat, semua proses pasti ada rintangannya tetap jalankan proses itu meskipun sambil bilang ya Allah cape banget yah aku mau langsung bahagia deh. Pasti akan bahagia di waktu yang tepat,” kata Indah.
Dari cerita indah mengingatkan kita bahwa perjalanan mencapai impian tidak selalu mudah, tetapi dengan adanya tekad dan percaya diri semua rintangan bisa diatasi. (Melda Triayunita, Ilkom Unisma)