Para Pedagang Tradisional Tetap Bertahan di Era Berjualan Secara Online

Umum1912 Dilihat

PADA saat Covid-19 pemerintah menerapkan PSBB atau yang dikenal dengan lockdown. Pada saat masa lockdown kita keluar rumah sangat terbatas jika ada keperluan medesak saja mulai dari sekolah diadakan daring, sholat harus di rumah, bahkan pekerjaan banyak yang kena PHK. Ini adalah dampak dari Covid-19. Selama kurang lebih dua tahun kita menerapkan lockdown ini.

Dari adanya Covid-19 mulailah banyak inovasi-inovasi baru untuk memudahkan kita untuk terus bisa beraktivitas pada saat lockdown. Inovasi yang dimana semua serba dilakukan dari jarak jauh (daring). Pembelajaran daring, pekerjaan daring, memang semua butuh waktu untuk kita beradaptasi dengan kebijakan daring pada masa lockdown. Tetapi sekarang dengan adanya daring memudahkan dan membatu kita. Contohnya saja sekarang kita lebih suka belanja pakaian dan segala kebutuhan kita sehari-hari bahkan bahan makanan pun kita beli secara online lewat hanpone.

Seperti lewat Grab food, shoopi , lazada dan lain-lain. Nah ini teknologi masa kini yang mengubah kita yang tadinya harus repot pagi-pagi sudah harus ke pasar berbelanja sayuran sekarang tinggal tekan aplikasi online barang sudah bisa sampai ke tangan kita, dan yang tadinya kita berbondong- bondong membeli pakaian untuk hari raya sekarang tinggal lihat dan pilih saja. Tetapi dengan adanya aplikasi berbelanja online, sangatlah mematikan pedagang pasar tradisional yang belum bisa beradptasi pada zaman sekarang yang serba online.

Sekarang keadaan pasar tradisional sangatlah sepi, karena sekarang kebanyakan orang membandingkan harga di pasar tradisional dan di toko online, apalagi di toko online sering memberikan diskon besar- besaran dan juga adanya gratis pengiriman. Jadi jika kita lihat sekarang lebih efektif jika berbelanja lewat toko online. Kita tidak perlu untuk keluar rumah untuk berbelanja, berdesak desakan dengan pembeli untuk membeli barang yang kita butuhkan, dan kita tidak perlu merasakan beceknya, panasnya, dan baunya yang menjadi ciri khas dari pasar tradisional.

“Semenjak adanya toko online penjualan di pasar tradisional ini sangat menurun, dan yah keadaan pasar semakin sepi pelanggan. Padahal kan jika dilihat lebih efektif belanja langsung, karena kita bisa melihat dan chek barang langsung. Saya juga sebenarnya juga ada keinginan sih utuk usaha di toko online, tapi saya tidak ada yang mengajarkan, dan itu pasti juga membutuhkan semua promosi untuk meningkatkan barang yang kita jual,” ujar irvan, salah seorang pedagang di pasar tradisional.

Setelah mengelilingi dan mengamati pasar tradisional, saya sempat merasa tertegun dengan para pedagang di pasar tradisional itu, karena mereka tetap semangat untuk terus berjualan dari pagi hingga malam. Ya walaupun di zaman serba online ini, tapi tidak mematahkan semangat para pedagang. Apalagi mereka harus merasakan panasnya, baunya, becek dan kumuhnya pasar tradisional. Itulah tantangan para pedagang pasar tradisional yang harus mereka hadapi di era zaman serba online sekarang. (Itsna Nuzulla Aidhinna,Ilkom Unisma)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *