SEBUAH kisah penuh inspirasi muncul dari sudut jalan sempit di Jakarta Timur, di mana seorang anak kecil bernama Ali, yang berusia delapan tahun, menjadi sosok yang menarik perhatian banyak orang. Ali bukanlah seorang anak biasa; dia adalah seorang penjual tisue dengan semangat yang menginspirasi.
Sejak pagi hingga senja, Ali berjalan kaki melewati jalanan kota dengan tumpukan tisue di tangannya. Di tengah terik matahari atau hujan deras, semangat Ali tidak pernah pudar. Sebagai anak bungsu dari keluarga yang kurang mampu, dia memilih untuk berjuang demi menghidupi keluarganya daripada melibatkan diri dalam realitas yang menyedihkan.
Namun, kisah Ali bukan sekadar tentang bertahan hidup, melainkan bagaimana dia mengubah setiap transaksi sederhana menjadi pelajaran hidup bagi siapa pun yang berpapasan dengannya. Meskipun terkadang disingkirkan oleh orang-orang yang terburu-buru, Ali tetap memancarkan senyuman yang tulus.
Keberanian Ali dalam menjalani kehidupan penjual tisue membuat banyak orang penasaran. Kami pun menyelidiki lebih lanjut, dan ternyata, di balik tisue-tisue yang dijajakannya terdapat cerita keluarga yang penuh ketabahan.
Ayah Ali bekerja sebagai tukang las, namun upahnya seringkali tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ibunya, seorang pekerja rumah tangga, juga berjuang keras untuk menyediakan makanan dan kebutuhan sekolah bagi Ali dan saudara-saudaranya.
Ali tidak pernah meratapi nasibnya. Sebaliknya, dia melihat setiap transaksi tisue sebagai langkah kecil menuju perubahan hidup. Dia bercita-cita menjadi “pembeli tisue terbaik di dunia” dan berharap suatu hari nanti dapat membuka usaha yang lebih besar untuk membantu keluarganya.
Walaupun kehidupan Ali penuh tantangan, namun semangat dan keinginannya untuk terus belajar tak terbatas. Ali aktif mengikuti pelajaran di madrasah setempat setelah pulang dari berjualan tisu. Gurunya menggambarkan Ali sebagai siswa yang cerdas dan penuh semangat belajar, meskipun kondisi keuangannya sulit.
Berbicara dengan beberapa pelanggan Ali, banyak dari mereka yang terkesan oleh ketulusan dan semangat anak kecil ini. Beberapa bahkan berinisiatif untuk memberikan donasi atau bantuan kepada keluarga Ali. Para tetangga dan pedagang di sekitar tempat Ali berjualan juga memberikan apresiasi dan dukungan.
Kisah kecil Ali mengajarkan kita bahwa inspirasi bisa datang dari tempat-tempat yang tidak terduga. Sementara kita sering terjebak dalam hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, keberanian seorang anak penjual tisu mengingatkan kita untuk menghargai setiap momen dan menemukan keajaiban dalam kesederhanaan.
Mungkin, suatu hari nanti, kita akan mendengar kisah Ali sebagai pebisnis sukses yang membanggakan keluarganya. Sambil berharap yang terbaik untuk masa depannya, mari kita belajar dari keteguhan dan semangat Ali—bahwa kehidupan, sekecil apapun, selalu memberikan pelajaran berharga. (Nanda saputra, Ilkom Unisma)