BERBICARA kuliner di Kota Bekasi memang tidak ada habisnya. Dalam kehidupan sehari hari kita sering menemukan banyak sekali pedagang kaki lima di pinggir jalan, yang menjual berbagai makanan berat maupun ringan, bahkan juga minuman.
Salah satunya yang banyak dijual yaitu siomay. Siapa sih yang tidak tahu nama jajanan satu ini? Tentunya kita sudah pernah mendengar bahkan mencoba makanan satu ini. Makanan ini mudah ditemui di sudut kota, siomay makanan khas akan Indonesia, terkenal karena kenikmatannya.
Proses memasaknya melibatkan pengukusan hingga adonannya matang, setelah itu disajikan dengan cara dipotong – potong dan diberi saus kacang untuk menambah cita rasa. Siomay juga dinobatkan menjadi salah satu kuliner indonesia sebagai dumpling terenak nomer 7 di dunia versi Taste Atlas yang dirilis Maret 2023 lalu.
Abdul Rahman, salah satu pedagang siomay yang terkenal di perumahan Grand Recidence Setu. Ia cukup dikenal dikarenakan siomay yang dijualnya disukai banyak orang. Abdul sudah berjualan hampir 15 tahun. Usahanya ini ia tekuni sampai mempunyai banyak pelanggan. Siomay yang ia jual juga terbilang cukup lengkap seperti ada kol, kentang, tahu, dan pare.
“Saya sendiri juga punya resep rahasia mbak,” ujarnya saat diwawancarai pada Jumat (26/1/2024).
Dalam sebuah usaha tidak mungkin berjalan dengan lancar tanpa ada risiko yang dihadapi, seperti halnya Abdul yang merintis usahanya sendiri sejak lulus dari bangku sekolah menengah pertama. Pada saat itu tidak mudah untuk mendapatkan banyak pelanggan seperti sekarang ini tapi dengan semangat dan tekad yang kuat, Abdul akhirnya berhasil sampai dititik sekarang.
Namun sukses tidak datang begitu saja. Pedagang siomay juga harus mengatasi tantangan. Kunci dalam mendapatkan banyak pembeli yaitu dengan konsisten menggunakan bahan bahan yang berkualitas bagus, bukan hanya pada kualitas pada siomaynya, melainkan juga pada rasa bumbu kacang. Meskipun hanya berjualan di pinggir jalan, setiap harinya ia mampu menjual ratusan porsi siomay. Pendapatan Abdul dari berjualan siomay sendiri yaitu kurang lebih sekitar Rp1,6 juta per harinya.
Mencari tempat untuk berjualan juga tidak mudah, harus melihat apakah tempat tersebut mempunyai peluang untuk menghasilkan banyak pelanggan atau tidak. Abdul memilih berjualan di dekat perumahan yang berada tidak jauh dari tempat rekreasi keluarga yaitu kolam renang dikarenakan banyak pengunjung yang datang. Tidak hanya pengunjung, tetapi penggemar siomay Abdul juga banyak berdatangan untuk membeli.
“Yang penting konsisten jualan di sini mbak jadi udah pada tau kalo saya jualannya di sini terus,” imbuhnya.
Ia memulai berjualan pada pukul 16.00 sore sampai 21.00, dan dagangannya selalu habis terjual. Jajanan yang enak dan murah ini juga cocok untuk mengisi perut dijadikan makan siang atupun cemilan. Siomay yang ditawarkan Abdul juga relatif murah. Setiap komponen yang ada hanya dibandrol dengan harga seribu rupiah.
Selain kelezatan rasa,siomay juga menjadi pilihan yang sehat karena bahan – bahan utamanya yang rendah lemak dan tinggi protein. Bahkan ahli gizi menyebut siomay bisa menjadi alternatif makanan bagi pelaku diet, dikarenakan semua bahan makanannya dikukus. Namun perlu diingat untuk kacangnya gunakan kacang yang disangrai bukan yang digoreng.
Siomay bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga menjadi bagian dari warisan kuliner indonesia yang patut dilestarikan, keberlanjutan cita rasa autentik dan kesegaran bahan – bahan alami menjadi kunci keberhasilan siomay sebagai kuliner favorit yang harus memikat lidah generasi ke generasi. (Laras Puspitasari, Ilmu Komunikasi Unisma)