Kesulitan Menembus Barikade, Akhirnya Tim Logistik Lolos di Tengah Aksi Demo

Umum1521 Dilihat

ADA yang sering luput dari pemberitaan media pada setiap ada aksi demo. Mereka adalah tim logistik. Ketika berlangsung aksi demo di depan gedung DPR Jl. Gatot Subroto, Selasa 19 Maret, aku ikut mobil tim logistik menuju lokasi aksi.

Kami berangkat dari Islamic Center Bekasi. Dalam mobil berpenumpang 12 orang itu cuma dua laki- laki supir, saya dan Jamal yang bertugas mengepak dan memuat barang ke mobil. Selainnya emak -emak.

Relawan logistik ini di koordinir oleh Garliawati, Ketua Yayasan Bhakti Syiar Islam dibantu relawan emak-emak. Mobil yang kami tumpangi meluncur tanpa hambatan. Persoalan mulai muncul ketika mobil mau memasuki lokasi aksi demo. Jalan telah ditutup. Polisi yang melakukan pagar betis melarang masuk dan mengarahkan untuk cari parkir di tempat yang jauh dari lokasi aksi.

Bukan emak-emak relawan namanya, kalau langsung mengalah. Gagal masuk dari pintu sebelah timur menuju gerbang DPR pusat aksi, emak-emak mengarahkan supir untuk masuk dari arah barat dari gedung Departemen Kehutanan.

Lagi-lagi dihadang polisi. Kali ini negosiasi dilakukan. Polisi membolehkan masuk namun baru beberapa meter mobil melaju barikade polisi kedua menyetop. Yang menyetop sekarang brimob. Mobil terhenti dan dilarang melanjutkan perjalanan.

Enak-emak berunding gimana caranya agar logistik bisa masuk ke massa pendukung Capres 01. Sementara di lokasi aksi ternyata ada dua kubu yang demo.

Diputuskan turun 2 orang untuk melakukan negosiasi kepada petugas sekaligus mempelajari kondisi di lapang. Bu Neneng dan bu Yuli siap turun dan berjalan menuju lokasi. Sementara emak- emak yang lain menunggu dalam mobil yang penuh dengan logistik. Ada nasi, air mineral, jus, teh, kopi, roti dan gorengan.

Bu Garliawati yang sekaligus sebagai koordinator, melakukan video call untuk mengatur langkah yg harus dilakukan dua orang tim negosiator.

Setelah sampai di lokasi mereka mau balik ke mobil, tapi tiba tiba polisi melarang mereka balik ke mobil. Khawatir muncul masalah dengan kubu 02 yang lokasi demonya bersebelahan dengan kubu 01.

Mendapat hambatan beruntun tak membuat tim logistik menyerah. Mereka yakin bisa sampai ke lokasi dan membagikan logistik ke peserta aksi di kubu 01.

Bu Neneng dan Bu Yuli menemui tim pengamanan dari kubu 01 untuk meminta ijin masuk membawa logistik. Setelah melakukan negosiasi yang alot petugas keamanan dari kubu 01 berhasil melunakkan hati polisi dan membolehkan tim logistik Syiar Islam masuk mendekat ke lokasi aksi.

Masalah tentu belum selesai, karena posisi mobil sudah terlanjur masuk dari arah barat. Dengan susah payah menembus kemacetan lalu lintas yang krodit akhirnya mobil logistik bisa masuk lokasi dekat aksi demo.

Pada saat pembagian logistik emak- emak itu harus berjibaku menertibkan orang yang ingin mendapatkan makanan untuk berbuka puasa.

Selain tidak tertib ternyata yang berebut makanan justru banyak yang tidak berpuasa. Padahal niatan logistik itu untuk mereka peserta aksi yang berpuasa.

Apa yang dilakukan emak-emak saya bilang sebagai mujahidah adalah sesuatu yang luar biasa. Berulangkali mereka menembus brikade polisi.

Mereka bukan kali ini saja memasok logistik makanan ke aksi aksi yang memperjuangkan kepentingan ummat, tapi sudah sering dilakukan. Tak jarang para mujahidah menghadapi situasi yang sangat berbahaya.

Bahkan kata Bu Garlia, saat demo di Bawaslu tahun 2019, mereka sempat terkena gas air mata. Selain aktif memberikan bantuan logistik pada aksi demo, Yayasan Bhakti Syiar Islam konsisten membatu para fakir, miskin, anak yatim dan duafa.

Setiap tahun Yayasan Bhakti Syiar Islam melakukan sunatan massal, Buka bersama dan santunan anak yatim, duafa, serta membatu korban bencana alam seperti banjir, kebakaran, longsor, dan lain lain. (Imran Nasution, Wartawan Senior tinggal di Bekasi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *