INI adalah pendapat demokrasi saya sebagai rakyat biasa. Dengan niat dan harapan yang positif.
Sebagai wartawan saya cukup mengikuti perjalanan karier Letjen TNI (Pur) DR Sjafrie Sjamsoeddin dan Komjen Pol (Pur) DR Drs Mochamad Iriawan SH MM MH atau Iwan Bule. Dua tokoh istimewa. Meskipun keduanya datang dari generasi berbeda.
Sjafrie lulus Akmil 1974. Iwan Bule lulus Akpol 1984.
Keduanya juga adalah kader Partai Gerindra. Sjafrie maupun Iwan Bule dikenal sebagai orang dekat dan loyalis Presiden Prabowo Subianto.
Sekitar tahun 1995 saya sempat dikenalkan oleh seorang senior. Saat itu Sjafrie baru dilantik menjadi Danrem Surya Kencana Bogor dengan pangkat Kolonel. Pertengahan 1997 saat menjabat Pangdam Jaya, Jenderal Sjafrie pernah ikut membantu menyelamatkan saya. Imbas dari mulai memanasnya suhu politik nasional waktu itu. Lewat kontak seorang senior saya yang bersahabat baik dengan Sjafrie.Saat menjabat Kapuspen TNI (2002-2005), sebagai wartawan saya juga masih sering berhubungan dengan beliau.
Menurut saya Jenderal Sjafrie memang lebih dari pantas untuk menjadi menteri di posisi apapun. Apalagi semua orang tahu bagaimana kedekatan pribadinya dengan Presiden Prabowo. Sjafrie adalah Wamenhan (2010-2014).
Saya justru membayangkan betapa akan solidnya kabinet Prabowo-Gibran Rakabuming Raka, jika tokoh sekelas Sjafrie dan Iwan Bule menjadi bagian dari kabinet baru. Semua tahu Sjafrie maupun Iwan Bule adalah figur istimewa dengan reputasi cemerlang. Keduanya adalah pendukung utama Prabowo-Gibran saat pilpres 2024.
Menurut saya, bergabungnya Jenderal Sjafrie dan Jenderal Mochamad Iriawan atau Iwan Bule benar-benar akan menjadi pembeda di kabinet Prabowo-Gibran.
Karena sesungguhnya membangun pemerintahan yang solid adalah ikhtiar perjuangan untuk kesejahteraan rakyat.
“Bagi seorang pejuang, jatuh itu biasa. Jatuh lagi, bangkit lagi” (Prabowo Subianto).
(Agus Liwulanga, wartawan senior)
