RENDAHNYA kesadaran warga untuk membuang sampah ke tempatnya, membuat saluran pembuang penuh sampah. Dan itu berpontensi banjir jika musim hujan tiba.
Saat hujan turun, sampah- sampah itu hanyut terbawa arus air yang kemudian nenyumbat gorong gorong sehingga sering menimbulkan banjir.
Seperti yang terjadi hari ini, Jumat (24/5/2024). Gorong gorong di jembatan 7, kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi, penuh sampah yang terbawa arus air.
Siang kemarin itu, hujan turun cukup cukup deras. Terlihat air naik dan membawa, sampah- sampah. Lalu sampah itu menumpuk menyumbat mulut gorong -gorong.
Ada sampah plastik bekas air mineral, kemasan makanan, kayu, sampah rumah tangga. Bahkan suka ada bantal dan kasur.
“Kita sudah sering laporkan keberadaan tumpukan sampah ini ke RW,” kata Harahap yang buka usaha di sekitar jembatan tujuh, sambil mengorek sampah yang tersangkut.
Laporan itu jarang direspon kalau tak ada uang biaya mengangkt sampah. Belum laporan berbelit. Lapor dulu ke RT, dari RT, ke RW, baru laporan sampai ke kelurahan. Mending kalau segera di atasi. Ini dibiarkan menumpuk.
“Karena tak ada solusi, sampah saya bakar saja. Minimal bisa mengurangi tumpukan sampah,” lanjut Harahap membeberkan.
Biasanya, sampah baru diangkat jika dikasih uang kepada petugas kebersihan antara Rp200 ribu hingga Rp300 ribu.
“Padahal itu kan tugas dinas kebersihan. Bahkan setiap warga sudah dipungut uang sampah setiap bulan. Lalu untuk apa lagi minta uang. Bukan kah itu sampah yang harus diangkut oleh dinas kebersihan?” sungutnya dengan nada bertanya.
Padahal salah satu faktor penyebab banjir di Rawalumbu karena banyaknya sampah yang dibuang ke kali. Sementara saluran yang ada semakin menyempit dan dangkal. (Imran Nasution)