Jamaah akan Miqad Kedua, Karom: Siyaappp…Dicopot Dah Talinya !

Umum1212 Dilihat

PERBANYAK shalat sunnah dan ibadah lainnya. Itulah yang disampaikan ustad Zaidun, pemilik KBIHU Maulana Azhari dalam pertemuan dengan hampir 140 jamaahnya di Hotel Al Kiswah Mekkah, Selasa (28/5/2024). Hal itu disampaikannya dalam mengisi kajian kepada para jamaah asal Kota Bekasi.

“Sabtu (1/6/2024) kita siapkan umroh kedua kalau masih merasa ada yang kurang. Kita akan melaksanakan ziarah dan ke Jabal Rohmah tempat pertemuan nabi Adam dan Hawa. Jadi jangan lupa kepada saudaraku semua untuk perbanyak shalat sunnah dan ibadah lainnya,” ujar ustad Zaidun.

Pada Sabtu itu juga para jamaah diajak untuk menyaksikan tempat wukuf di Padang Arafah, Mina, dan Musdalifah. “Setelah itu semua kita mengambil miqad (tempat-waktu yang ditentukan untuk mulai mengerjakan ibadah haji atau umrah) karena kita akan melakukan umrah sunnah kedua hari itu juga,” ujar Zaidun seperti dilaporkan wartawan koranbekasi.id Zulkarnain Alfisyahrin dari Makkah.

Seperti diketahui, miqat dibagi menjadi dua jenis, yakni miqat zamani (batasan waktu memulai ihram) dan miqat makani (batas tempat memulai ihram). Miqat zamani dapat dilakukan sejak masuknya bulan Syawal, Zulkaidah, dan sepuluh hari bulan Zulhijjah. Semakin awal melakukan semakin besar pahalanya. Dengan demikian, jemaah haji dapat berniat ihram haji pada bulan Syawal.

Sementara miqat makani merupakan batas tempat seseorang harus mulai melakukan ihram dan berniat melaksanakan ibadah haji. Miqat makani ini ditentukan berdasarkan batas tanah geografis.

Untuk jamaah Kota Bekasi, termasuk rombongan KBIHU Maulana Azhari dengan Kloter 29 JKS, sudah melakukan miqat makani di dalam pesawat, sesaat sebelum pesawat berada pada posisi sejajar dengan Qarnul Manazil atau Yamlam, tentunya dengan niat ihram setelah diumumkan bahwa pesawat mendekati posisi miqat.

 

Kemarin ada yang menarik dari Hotel Al Kiswah. Setelah ustad Zaidun memberikan ceramah, tiba-tiba ada pemberitahuan serentak lewat HP masing-masing. Bunyi WA-nya begini; “Berdasarkan Peraturan Pemerintah Arab Saudi tentang Keselamatan dan Keamanan Gedung, maka Bapak /Ibu mohon menyampaikan kepada jamaahnya yang masih menjemur/memasang tali jemuran di tangga darurat agar memindahkan maupun melepas jemurannya ke tempat yang telah disediakan pihak Hotel. Apabila pengumuman hari ini tidak dijalani dan dilaksanakan, maka akan dilaksanakan penertiban oleh petugas dan apabila jemuran yang ditertibkan tidak ada/hilang TIDAK menjadi tanggung jawab petugas. Demikian, terimakasih atas kerjasamanya, agar dipedomani dan dilaksanakan.”

Tak pelak mata semua jamaah mencari seorang bernama ustad Sodikin. Sebab, kepala rombongan inilah yang memasang tali jemuran untuk mempermudah agar jamaah menjemur pakaian yang sudah dicuci.

“Baru saya bilang ide pak karom (kepala rombongan) ini cemerlang karena telah membantu jamaah dengan memasang tali jemuran di tangga darurat. Ehh…begitu saya ikutan jemur ternyata harus dicopot,” kata Pak Tjetje, salah satu jamaah sambil terkekeh-kekeh.

Ustad Sodikin hanya tersimpul malu. “Siyaappp…dicopot dah talinya,” ujarnya sembari tertawa.(Bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *