Ditolak Masuk Masjidil Haram Sampai Identitas Diri yang Harus Dibawa

Umum1365 Dilihat

TERJADI perbedaan tanggal antara pemerintah Arab Saudi dan Indonesia. Harusnya, Indonesia yang lebih awal empat jam, namun dalam penentuan tanggal Dzulhijjah, Arab Saudi lebih awal yakni 1 Dzulhijjah jatuh pada Jumat (7/6/2024) sedangkan Indonesia pada Sabtu (8/6/2024) hari ini baru masuk tanggal 1 Dzulhijjah.

“Perbedaan tanggal penentuan Dzulhijjah itu biasa ya,” ujar Ustad Zaidun, pimpinan KBIHU Maulana Azhari Kota Bekasi, seusai shalat Subuh di Hotel Al Kiswah Makkah, Sabtu (8/62024).

Dengan demikian, seperti dilaporkan wartawan koranbekasi.id Zulkarnain Alfisyahrin dari Makkah bahwa hari ini adalah hari terakhir para jamaah KBIHU Maulana Azhari melakukan umrah sunnah. Pada subuh pagi sekitar pukul 06.00, sekitar 70 jamaah melakukan umrah sunnah setelah sebelumnya mengambil miqad di Taneem. Pada Rabu depan, semua aktivitas bus ke Masjidil Haram dihentikan dan para jamaah harus beristirahat.

Sehari sebelumnya, Ustad Zaidun menggelar taklim hikmah haji di Hotel Al Kiswah lantai PR pada pukul 06.00 – 07.00. Kemudian, sehubungan dengan semakin padatnya kondisi Masjidil Haram, maka perputaran bus shalawat ke Masjidil Haram dihentikan sejak pukul 07.00 pagi.

Sehingga bagi para jama’ah yang hendak ke Masjidil Haram untuk melaksanakan shalat Jum’at atau ibadah lainnya, diharapkan berangkat sebelum waktu yang tertera di atas. Lewat dari jam tersebut, masuk Masjidil Haram ditutup.

“Waduh, saya berangkat jam 10.00 sudah ga bisa masuk Masjidil Haram, petugas mengusir kami dan disuruh pulang,” ujar Kepala Rombongan 1 Kloter 29 JKS Sodikin yang akhirnya kembali lagi ke hotel untuk shalat Jumat.

Demikian juga rombongan lain yang tidak bisa shalat Jumat di Masjidil Haram saking padatnya jamaah yang hadir sejak pukul 08.30. Padahal, waktu Jumat kemarin baru dimulai pukul 12.10 waktu setempat.

Sementara itu, 1.000 petugas akan dikerahkan untuk melayani jamaah saat puncak musim haji nanti. Mereka disiagakan di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Petugas pun diminta menyiapkan fisik dan mental yang prima. Mereka pun ditekankan untuk melayani dan memberikan perlindungan maksimal untuk jemaah haji.

Petugas di antaranya ditempatkan di pos Mina, pos rute, jalur Jamarat dan tenda jemaah. Selain itu, ada petugas yang ditempatkan di Mobile Crisis Rescue (MCR), yang harus sigap menangani jemaah yang kelelahan atau ada yang sakit saat puncak musim haji itu. Tahun ini, jarak antara tenda dengan Jamarat yang cukup jauh memunculkan potensi jemaah kelelahan. Jamaah pun diminta menjaga kesehatannya.

Demikian juga mengenai peluang jemaah nonvisa haji untuk memasuki kawasan Armuzna saat puncak haji makin tertutup. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dan Masyariq sepakat untuk tidak memasukkan jemaah selain haji reguler ke tenda di Arafah dan Mina.

Selain itu, diingatkan juga pentingnya kepatuhan terhadap kontrak kerjs dijalankan dengan baik. Diidentifikasi sejumlah catatan untuk perbaikan ke depan, antara lain menu makan tidak sesuai, keterlambatan distribusi makanan, ketiadaan air bersih di Arafah dan Mina, serta keterbatasan tempat tidur di tenda.

Hingga penyelenggaraan ibadah haji memasuki hari ke-25, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi melaporkan, total jemaah haji Indonesia yang wafat mencapai 43 orang, 22 di antaranya wafat di Makkah. Mereka akan dibadalhajikan oleh petugas.

Suhu di Makkah sendiri selama musim haji diprediksi mencapai 48 derajat celsius. PPIH Arab Saudi juga mengeluarkan surat edaran kepada jamaah yang berada di Makkah agar tidak melakukan perjalanan ke luar kota perhajian. Sebab, pemerintah Saudi tengah memperketat pemeriksaan di check point pintu masuk Kota Makkah. Jemaah haji yang pergi keluar kota dikhawatirkan mengalami kendala saat masuk kembali.

Selain itu, jemaah yang akan keluar hotel atau ke Masjidil Haram diimbau untuk membawa identitas pengenal berupa smart card, gelang identitas, atau paspor. Ini dimaksudkan jika ada pemeriksaan dari aparat Saudi, jemaah bisa langsung menunjukkan identitas, terutama apabila jemaah tersasar atau terpisah dari rombongan. (Bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *