SEORANG ibu, di kisaran usianya yang sudah tak muda lagi, 65 tahun, sempat protes karena dia tak bisa berangkat haji tahun ini. Padahal, suami dan anaknya dinyatakan lolos, bisa berangkat, dan sudah bayar biaya kekurangannya di BSI Summarecon Kota Bekasi.
Selidik punya selidik, ibu tadi dinyatakan tidak lolos kesehatan dari rumah sakit yang dirujuk. Padahal, kondisi si ibu tadi terlihat masih normal, jalan pun masih bagus, tak kurang suatu apapun. Tapi, dokter tetap tidak merekomendasikannya untuk berangkat. Si ibu sampai bertanya-tanya, apa lagi yang ia harus perbuat untuk bisa berangkat.
Tapi, ternyata ada daerah yang bisa meloloskan ‘orang sakit’ untuk beribadah, haji di Masjidil Haram. Seperti yang terjadi dengan seorang anak muda yang membawa orangtuanya ke Mina. Pria berasal dari Kebumen, Jawa Tengah ini, harus bolak-balik menggendong ayahnya ke kamar mandi.
Seperti dilaporkan wartawan koranbekasi.id Zulkarnain Alfisyahrin dari Mina, Senin (17/6/2024) siang waktu setempat, sang ayah yang harusnya bisa bergerak sendiri untuk menunaikan ibadah haji, ternyata tak mampu berbuat apa-apa. Jangankan shalat lima waktu, makan pun mesti disuap. Belum lagi untuk urusan pakaian, ganti baju misalnya, harus dipakaikan dengan si pria tadi.
Demikian juga dengan seorang pria yamg sudah lansia asal kota Solo dengan Kloter 11. Tapi masih mending dengan pria ini, walau kerjanya seharian hanya tidur di pemondokan, makan tak mesti disuap.
“Kok bisa yang berangkat jamaah yang seperti itu? Harusnya di-badal (diganti)-kan saja, tidak harus berangkat,” ujar salah seorang jamaah Kota Bekasi yang tidak tega melihat si pria harus menggendong ayahnya ke toilet.
Badal haji dilakukan oleh seseorang atas nama orang lain yang sudah meninggal (sejak di embarkasi dan sebelum pelaksanaan wukuf) juga bagi jemaah yang udzur jasmani dan rohani (tidak dapat diharapkan kesembuhannya menurut medis, sakit tergantung dengan alat, dan gangguan jiwa), sehingga tidak dapat melaksanakan ibadah haji.
Akhirnya, tak sedikit yang ada di pemondokan Mina, khususnya untuk kalangan lansia, bertanya dengan nada serupa. “Kok bisa lolos dari tim kesehatan ya?” (Bersambung)