DALAM setiap rombongan haji yang masuk kategori KBIHU atau Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh, pasti ditempatkan sekelompok orang yang bertugas menangani keperluan kelompok haji tersebut. Namanya Petugas Haji Daerah atau lebih dikenal dengan singkatan PHD.
Di KBIHU Maulana Azhari dari Kayuringin Kota Bekasi yang membawa 130 orang masyarakat yang ingin menunaikan ibadah haji tahun ini, pun juga sudah disiapkan delapan tenaga PHD. Delapan orang tersebut dibagi-bagi bidang tugasnya dan punya baju seragam lengkap. Biasanya bertuliskan Petugas Haji Indonesia.
Seperti dilaporkan wartawan koranbekasi.id Zulkarnain Alfisyahrin di Makkah, Senin (24/6/2024) misalnya dengan Ustad Manin. Pria yang sehari-hari bertugas di KUA (Kantor Urusan Agama) Bantargebang Kota Bekasi ditugaskan sebagai Ketua Kloter (kelompok terbang) KBIHU Maulana Azhari. Kemudian ada Erti Herlina yang bertugas sebagai pembimbing ibadah haji. Setelah itu ada tiga orang tim medis yaitu dr Wulandari, Hari Heryadi, dan Fithri Widianingsih.
Tiga nama terakhir ini adalah Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bekasi Junaedi, Kessos Pemkot Bekasi Agus Harpa, dan M Zaidun selaku pemilik yayasan KBIHU Maulana Azhari. Ketiga nama ini bertugas sebagai PHD.
Menyimak apa yang dikatakan Hilman Latief dari Kemenag RI tahun lalu bahwa PHD punya jiwa semangat melayani jamaah, bukan dilayani. Sebab, tugasnya melayani tamu-tamu Allah. Apalagi sempat viral di instagram, bagaimana seorang jamaah haji mencaci-maki dua petugas PHD karena dia tak mendapatkan haknya sebagai jamaah saat di Mina.
Karena itulah, lancar tidaknya pengelolaan rombongan dalam setiap kloter, tergantung PHD di dalamnya. Jumlah delapan PHD ini masih ditambah pula dengan empat karom (kepala rombongan) dan 12 karu (kepala regu). Karom dan karu yang salah satunya juga bertugas menyiapkan menu makan sehari-hari dan juga untuk penyambung lidah kepada delapan PHD tadi.
Ya, tugas delapan anggota PHD KBIHU Maulana Azhari tidak ringan. Ustad Manin misalnya, dia harus bolak balik urus transportasi bus dalam setiap keberangkatan para jamaah. Belum lagi tugas tiga orang tim medis yang seakan tiada henti. Apalagi dengan cuaca saat ini yang cukup panas menyengat bikin setiap jamaah mudah terserang sakit, seperti batuk-batuk, pilek dan lajn sebagainya.
Yang intensitas cukup tinggi melayani para jamaah adalah Ustad Zaidun. Dari pagi hingga pagi hari lagi, adalah Ustad Zaidun yang menangani rombongan. Misal untuk shalat lima waktu di lorong lantai 26, pasti dipimpin Ustad Zaidun. Mau tawaf dan sai di Masjidil Haram, baik kepada yang normal maupun yang lansia dan berisiko tinggi, pasti Ustad Zaidun.
Istilahnya, tenaga Ustad Zaidun menggunakan batere Alkalin yang tak ada matinya. Di Mina saat lempat jumroh pun, tetap Ustad Zaidun.
Bahkan waktu tawaf dan sai dengan yang lansia yang harusnya berangkat pulang dan pergi pukul 10.00-14.00, Ustad Zaidun masih harus membopong dua jamaah lansia hingga jelang maghrib. Luar biasa. (Bersambung)