Pedagang Uang Baru Menjamur di Kalimalang Kota Bekasi

Umum2573 Dilihat

HARI Raya Idul Fitri merupakan suatu momen yang paling ditunggu-tunggu bagi anak-anak maupun yang sudah baranjak remaja, dimana ada berbagi uang THR (Tunjangan Hari Raya). Tidak hanya anak-anak dan remaja, para pekerja juga akan mendapatkan uang THR.

Biasanya sulit untuk menemukan pacahan uang untuk THR. Tapi kini bisa menemukannya di Jl KH Noer Ali, Kalimalang, Kota Bekasi, tepatnya di depan Masjid Jami’ Al-Azhar. Mereka alih profesi sebagai pedagang uang baru.

Mas Adi, seorang penjual penukar uang baru mengatakan dalam wawancaranya pada Jum’at (14/4/2023) bahwa ia menjual uang tukar baru untuk menambah pendapatan buat orang-orang yang butuh uang baru. Kalau keuntungan yang ia dapatkan tidak tentu tetapi lakunya sekitar tiga sampai lima juta rupiah dalam sehari. Itupun kalau untung dan tidak ditawar karena banyak pembeli yang suka menawar juga.

“Menambah pendapatan buat orang-orang yang butuh duit baru kan biar cepet kalau untung sih nggak ini nggak tentu ya tapi ya lakunyalah laku 3.5 juta rupiah, gitu kalau untung nggak kan suka ditawar, kita beli juga ini beli di bandar gede jadi beli duit ke dia berapa persen gitu Jadi kita jualin kalau duit sendiri mah nggak ada,” ujar Adi.

Adi mendapatkan uang uang receh dari beli di bandar gede. Ia beli uang ke bandar tersebut beberapa persen harganya dinaikkan, lalu dijualnya karena kalau uang sendiri dia tidak punya. Tahun lalu tidak bisa mudik sehingga Adi tidak bisa berjualan. Tetapi kalau tahun ini dia berharap bisa mudik karenanya dia pun  berjualan.
“Terus bisa mudik Jadi bisa jualan gitu Kalau dulu kan nggak bisa mudik. Jadi nggak bisa jualan gitu,” papar Adi.

Adi melanjutkan kalau ia menjual uang tukar Rp100.000 dengan harga 110.000. Apabila ada pembeli yang mau ngambil gede walaupun nawar, Adi tidak bakal memberikannya.

“Pokoknya kita nggak jualnya Rp110.000 ya kalau dia ngambil gede suka nawar kan kita mah nggak mau ngasih,” lanjutnya.

Pedagang lainnya di sepanjang Jalan Kalkmalang. Sayangnya mereka enggan dan menolak diwawancara. (Amanda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *