HARI ketiga sekaligus hari terakhir Pendidikan Kader Ulama (PKU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi mengadakan rihlah ilmiah dalam rangka menyelesaikan tugas akhir. Pada hari terakhir ini, PKU MUI Kota Bekasi menyelenggarakan Stadiun General dengan tema “Membumikan Nilai-nilai Islam Wasathiyah Dalam Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara.” Acara ini digelar di Pondok Pesantren Al-Masthuriyah pada Ahad (18/12/2023).
Hadir dalam acara ini Wakil Ketua Umum MUI Kota Bekasi KH Sukandar Ghazali, Bendahara Umum MUI Kota Bekasi Alit Jamaludin mewakili Ketua Umum MUI Kabupaten Sukabumi. KH Suja’i Ketua Bidang Ukhuwah Islamiyah MUI Kabupaten Sukabumi mewakili Pimpinan Pondok Pesantren Al-Masthuriyah, KH Abu Bakar Sidik yang juga Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Masthuriyah, Pimpinan Pondok Pesantren Sunanulhuda, dan Pimpinan Pondok Pesantren Assalafiyah 2 KH Fahmi Syihab.
Sukandar Ghazali memgatakan bahwa tujuan dibentuknya PKU yaitu untuk mengarahkan dalam kehidupan masa yang akan datang. Jadi harus disiapkan dari sekarang kader ulama untuk sebagai cahaya dalam lingkungan masyarakat umat islam. Ia juga menghaturkan terima kasih kepada pondok-pondok yang telah menerima seluruh mahasiswa PKU.
“Makanya ada pola mengislamkan orang yang sudah islam, dan mengislamkan orang yang belum islam,” ucap Sukandar Ghazali.
Suja’i juga mengatakan bahwa program ini sangat positif dan memang harus menjadi bagian dari program MUI. Pengkaderan itu suatu yang satu keniscayaan karena Allah SWT mentakdirkan pengganti untuk meneruskan para sepuh.
“Mudah-mudahan mereka punya bekal pengetahuan, kalau prinsip keagamaan kita sudah yakin, tapi kan ketika menjadi pengurus MUI, pengetahuan masalah hubungan dengan kenegaraan sampai dengan politik atau mungkin dalam bidang-bidang lain ketika diminta pendapat sarannya atau mengenai hukum-hukum hal tertentu dan itu mau tidak mau jadi kewajiban bagi pengurus MUI,” harap Suja’i.
Sedabgkan Abu Bakar Sidik menghaturkan terima kasih kepada MUI Kota Belasi yang telah menempatkan kader-kader ulama di Pondok Pensantren Al- Masthuriyah. Ia juga mengatakan, walaupun singkat tetapi insya Allah ada manfaatnya bagi pesantren atau kader ulama.
“Saya berharap MUI tidak lelah menyuarakan Islam wasatiyah dalam moderasi beragama termasuk para kader itu supaya menyerukan Islam rahmatan lil alamin Islam wasatiyah karena Islam seperti itulah yang dibutuhkan negara Indonesia yang punya keragaman suku keragaman budaya dan keragaman beragama,” ucap Abu Bakar Sidik. (Amanda