Tri Adhianto, Direkomendasikan PDIP atau Tidak di Pilkada Kota Bekasi 2024?

Opini1202 Dilihat

SIAPA yang berharap-harap cemas menanti hasil penghitungan suara calon anggota legislatif di Kota Bekasi? Saya yakin dan haqul yakin pastilah mantan orang nomor satu di Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono. Sebab, kemenangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Bekasi akan menentukan langkahnya untuk kembali maju jadi Walikota Bekasi.

Memang, semua caleg menanti-nanti hasil akhir penghitungan KPU (Komisi Pemilihan Umum) Kota Belasi. Lolos atau tidakkah mereka untuk merebut perolehan satu kursi. Tapi, jauh dari itu, yang paling menanti menang atau kalah adalah Tri Adhianto.

Sebab, baginya hasil pileg ini sangat menentukan. Tri boleh mengambil jabatan Ketua Umum KONI Kota Bekasi dengan cara-cara dia sendiri. Tri boleh menjadi petinggi klub sepakbola Kota Bekasi Persipasi pun dengan cara-cara dia sendiri.

Tapi di partai politik, apalagi partai sekaliber PDIP, Tri tak bisa menerapkan pola yang dia maui sendiri seperti di KONI Kota Bekasi maupun Persipasi. Karena PDIP itu bukan partai miliknya sendiri. Tri harus menempuh banyak ujian di partai yang selama ini pun belum mampu dia kuasai sepenuhnya. Bukankah Tri ‘kutu loncat’ dari PAN Kota Bekasi dan baru saja dia merasakan jadi pemimpinnya setelah rela dilepas Anim Imamuddin?

Sebut saja dalam Pemilu Damai Kota Bekasi 2023 di Gedung Pemkot Bekasi, jangankan anggota dewan dari partainya, kader PDIP sendiri tak menunjukkan batang hidungnya di acara yang dipimpin Tri Adhianto. Seolah semua yang berafiliasi ke logo banteng itu memboikot acara tersebut.

Sehingga banyak spekulasi yang muncul bahwa Tri tidak akan mendapat rekomendasi PDIP untuk maju sebagai walikota jika kursi DPRD Kota Bekasi turun dari 12 kursi yang diraih sebelumnya. Maka Tri harus bersiap-siap diri lagi untuk jadi ‘kutu loncat’, yang penting dia tetap ngotot kembali maju sebagai walikota Bekasi. Nafsu dan syahwat politiknya masih cukup tinggi untuk itu.

Apa yang salah dalam diri Tri sehingga tak mampu menunjukkan dirinya sebagai mantan walikota yang begitu dekat dengan semua lapisan masyarakat? Banyak issu yang beredar karena Tri disebut-sebut sebagai kelompok ISTI alias ikatan suami takut istri. Sehingga, langkah apapun yang harus dia lakukan–khususnya finansial–harus apa kata istri. Di luar itu, jangan berharap banyak pada sosok diri seorang Tri.

Sementara sebagai Ketua Umum PDIP di Kota Bekasi, Tri tak ‘pandai-pandai’ amat mengelola roda organisasi partai yang butuh dana tak sedikit itu. Bahkan, hubungannya nyaris terputus dengan kalangan anggota dewannya sendiri yang berjumlah 12 orang. Selain itu, Tri pun tak mampu menjalin hubungan dengan kader partai dan senior-senior partai PDIP di Kota Bekasi, misal dengan Mochtar Muhammad.

Nah, harusnya Tri menguji elektabilitasnya di pileg yang masih dalam penghitungan suara hingga hari ini. Dia harus mau untuk melihat sudah sejauh mana pilihan masyarakt terhadap dirinya. Lha, ini sama sekali tidak. Okelah terlalu rendah untuk maju jadi caleg di Kota Bekasi, di Dapil Jabar kan masih ada. Atau Dapil DPR. Jangan juga jadi alasan karena ada Faisal di DPRD Jabar dan Sukur Nababan di DPR.

Artinya, saya menilai dan melihat tak ada alasan yang kuat bagi PDIP merekomendasikan Tri untuk maju di Pilkada Walikota Bekasi 2024 selain hanya nama besarnya pernah sebagai Walikota Bekasi kendati hanya satu bulan. Nilai lainnya; jeblok buat Tri Adhianto. Benarkan? (Zulkarnain Alregar, Wartawan tinggal di Kota Bekasi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *