SELESAINYA seluruh rangkaian rukun haji, tak menghentikan berbagai kegiatan KBIHU Maulana Azhari untuk beribadah, terutama untuk shalat wajib di Masjidil Haram. Seperti kemarin, Kamis (20/6/2024), rombongan Sekretaris Daerah Kota Bekasi Junaedi bersama pimpinan yayasan KBIHU Maulana Azhari Ustad Zaidun tetap melakukan shalat wajib di Masjidil Haram.
Seperti dilaporkan wartawan koranbekasi.id Zulkarnain Alfisyahrin dari Makkah, Jumat (21/6/2024), kegiatan-kegiatan lainnya juga dilakukan kendati sempat mengalami keletihan usai dari Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Penyakit tenggorokan kering dan batuk-batuk sudah jadi yang lumrah di Makkah.
“Istilahnya, kalau belum batuk-batuk belum syah naik hajinya,” ujar Sodikin, kepala rombongan asal Kota Bekasi berkelakar.
Kemarin, sebagian kaum ibu ada yang masak pecal untuk santap siang. Ditambah ikan asin dan kerupuk yang dibawa dari Kota Bekasi. Alhasil, makan siang pun berlangsung secara kekeluargaan dan penuh ceria.
“Di sini kita bikin pecal, kebetulan ada yang bawa bumbunya dari Indonesia. Kami beli kangkung di toko seberang tadi dua ikat seharga 2 Riyal. Alhamdulillah jadilah pecal. Ada juga yang bawa ikan asin dan kerupuk,” kata Bu Melina, salah satu rombongan.
Ya memang, rasa jenuh dengan menu yang disiapkan panitia sudah memuncak. Dari hari ke hari, menunya entah daging kambing, entah daging domba, entah juga daging sapi. Terkadang diselingi ikan goreng, tapi terlalu keras untuk digigit. Ada juga telur dadar, dan baru sekali diberi telur rebus bulat.
“Ya, alhamdulillah juga sih, disyukurin aja. Tapi sesekali kita harus ganti selera Indonesia karena harga-harga serba mahal,” celetuk Pak Anis, spesialis tukang adzan shalat berjamaah di lorong 26 Hotel Al Kiswah.
Mahalnya harga cemilan Indonesia yang dijual pedagang di lantai R hotel sangat terasa. Sebut saja satu potongan kecil tempe goreng atau risol ukuran kecil dijual 5 Riyal atau paling tidak Rp22.500. Padahal di Kota Bekasi harganya hanya Rp2 ribu saja.
Belum lagi gorengan lain seperti bakwan dan pisang goreng yang dijual seharga 5 Riyal untuk tiga potong. Tiga butir telur rebus seharga 20 Riyal. Kendati demikian, jajanan kuliner Indonesia ini tak pernah sepi pengunjung. Tetap saja ramai dan habis terjual alias tanpa sisa sedikitpun.
Selain di lantai dasar hotel, para jamaah tak sedikit yang menyerbu toko-toko atau restoran yang bertuliskan Indonesia. Selain ada berbagai kue dan makanan Indonesia lainnya, juga karena penjualnya fasih berbahasa Indonesia. (Bersambung)