KESEMPATAN datang tidak akan pernah menghampiri dua kali. Walaupun akan terjadi, namun dalam situasi dan kondisi serta perkembangan zaman yang berbeda. Tentunya akan banyak perubahan. Bagaimana kesempatan menyusur labirin zaman Kota Bogor? Kemana dan dimana?
Kota Bogor apa yang berubah dan berbeda dari Kota Bogor yang terkenal dengan Kota Hujan atau Kota Talas saat ini (sejak 2021) bahkan sebelumnya? Penulis menyusur jejak-jejak memori tentang wajah Bogor, karena sering melintas Kota Bogor jika akan ke RS PMI, Terminal Baranangsiang, Kebon Raya, Istana Bogor, dan juga ikonik lainnya.
Dilansir dari beberapa sumber, wajah Kota Bogor mengalami perubahan yang sangat signifikan. Pemerintah Kota Bogor dan para konsorsium sponsor merevitalisasi sarana dan prasarana publik dan tentu jauh berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Kita dapat mengamati dan merasakan Alun-alun Kota Bogor saat ini. Alun-alun Kota Bogor memiliki perjalanan panjang dalam sejarahnya. Pada awalnya adalah menyematkan nama Wihelmina Park, kemudian berubah menjadi Taman Ade Irma Suryani, dan Taman Topi. Pun dengan patung Kapten Muslihat yang tadinya di tempatkan depan Taman Topi, kini berdiri kokoh dan gagah di ujung Jembatan Merah.
Alun-alun Kota Bogor hadir dengan konsep kekinian, tujuannya memberikan ruang bebas ekepresi yang ramah, nyaman, interaksi sosial bagi warga Bogor dan di luar Bogor. Alun-alun Kota Bogor menjadi destinasi wisata yang sangat ramai setiap harinya tanpa dikenakan biaya. Tentunya dengan ruang bebas tersebut, warga mesti menjaga kebersihan dan keamanan Kota Bogor tercinta.
Perpustakaan yang Memadukan Fungsi Rekreatif-Edukatif
Yuuk… Peserta Bimtek!!! Kita lanjutkan jalan-jalan ke tempat lain, yaitu Gedung Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor yang tidak jauh dari Stasiun Commuter Line dan diapit antara Alun-alun Bogor dengan Kebon Raya-Istana Bogor. Pada Pembukaan Bimtek Pengembangan Perpustakaan Perguruan Tinggi Se-Jawa Barat yang diikuti 49 Perguruan Tinggi (1-3/7/2024) bertempat di The Mirah Hotel Bogor. Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan (Diarpus) Kota Bogor, Rudiyana memberikan kesempatan kepada peserta Bimtek untuk dapat mengunjungi Gedung Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor.
Tiba saatnya, usai penutupan Bimtek, peserta disambut ramah dan akrab petugas Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor. Dari mulai lantai dasar, lantai 2 dengan senyum sahaja library guiden menjelaskan peraturan-peraturan yang mesti dipatuhi pengunjung. Library guiden dengan terampil dan public speacking yang tegas dan mudah dipahami menjelaskan tahap demi tahap.
Merinding, woww…!!! Merinding..!!! Merinding..!!! Ketika menaiki tangga demi tangga lantai 3, berasa aura khazanah ilmu pengetahuan, zuper dapur wawasan, cakrawala labirin zaman. Di labirin zaman ornamen biru menandakan memasuki Galeri Bumi Parawira (rumah para pahlawan). Di Galeri ini library guiden mengurai sejarah Kota Bogor dari zaman ke zaman; zaman kerajaan Pajajaran, zaman kolonial, zaman orde lama, zaman orde baru, dan zaman reformasi serta zaman reformasi jilid 2. Peserta Bimtek disuguhkan dengan ketakjuban reflika, lukisan-lukisan, dan ornamen-ornamen serta narasi perkembangan sejarahnya.
Perpustakaan Kembangkan Literasi Karya Inovatif
Terlihat anggun dan penuh pesona, Gedung Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor yang semula ex Gedung DPRD Kota Bogor menampilkan era literasi dengan karya seni sastra, seni pertunjukan, seni rupa, dan seni desain komunikasi visual, serta seni busana membuat merinding setiap pengunjung, namun takjub, menguggah semangat perjuangan. Libary guiden menjelaskan bahwa Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor dengan detil. Warga dapat berkunjung pada Senin hingga Sabtu dari pukul 08.00-15.30 WIB.
Seiring dengan rencana tindaklanjut peserta Bimtek, selain perpustakaan dapat terakreditasi, juga berkeinginan antar perpustakaan PT mengadakan Pekan/Bulan Kunjungan Perpustakaan PT. Bagi yang telah terakreditasi menjadi fokus utama untuk dikunjungi agar perpustakaan yang belum terakreditas dapat menimba pengalaman terkait persiapan-perisapan dengan data-data faktual sebagai prasyarat akreditasi.
Usai sudah hampir dua jam labirin zaman tertelusur, masing-masing peserta membawa pengalaman tersendiri setelah mengamati, merasakan, dan aktual dari keadaan Gedung Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor. Perpustakaan tidak hanya kaku pada penyediaan fasilitas koleksi buku, jurnal, aplikasi-aplikasi sistem digital. Namun, menemukan atau menciptakan seni mengemasnya dengan literasi karya inovatif sebagaimana yang telah dimaktubkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 35 tahun 2010.
Woww…!!! Merinding, takjub, menginspirasi, mengedukatif. Peserta Bimtek pun ingin menyusuri kembali labirin zaman yang tersedia di Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor yang belum terekam semuanya. Tidak cukup satu kali, suatu waktu berkunjung dengan membawa mahasiswa, keluarga dan warga masyarakat. Karya literasi memberikan makna keabadian sebuah peradaban manusia. Hadirnya peradaban literasi membawa manusia bermartabat sehingga generasi mendatang akan mengetahui akar sejarah yang sebenarnya. (Yoni Haris Setiawan, UPT Perpustakaan dan Publikasi Digital IBM Bekasi)