BERLOKASI di Gedung Juang Tambun Selatan Kabupaten Bekasi, acara Kongres Masyarakat Bekasi (KMB) berlangsung sukses pada Ahad (1/6/2024). Kali ini bertemakan ‘Dari Bekasi Untuk Masyarakat Bekasi Lebih Terhormat dan Bermartabat” yang diinisiasi HK Damin Sada (Ketua Umum Jajaka (Jawara Jaga Kampung).
Acara diawali dengan Palang Pintu dan Ondel-ondel juga Gambag Kromo dengan maksuf Bekasi masuk ke dalam kategori sebagai daerah yang sering mengalami peristiwa-peristiwa pertempuran.
Karenanya, Bekasi sering disebut sebagai Kota Patriot dan sebagian besar peristiwa pertempuran tersebut diabadikan dalam berbagai bentuk peninggalan sejarah.
Salah satunya, berbentuk monumen. Sehingga baik Bekasi, baik kabupaten maupun kota, dalam sejarahnya dikenal sebagai daerah yang penuh perlawanan dan perjuangan. Wajar jika kini disebut Bekasi Kota Patriot.
Semangat perlawanan warga masyarakat Bekasi yang mendarah daging terhadap kezaliman penjajah memang tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia. Apalagi Bekasi mempunyai pertimbangan strategis yang menghubungan ibukota Jakarta dengan daerah di bagian timur Jakarta dan bagian barat dan utara tanah Pasundan.
Kini sudah lebih 27 tahun Bekasi terbagi jadi kota dan kabupaten, dimana pergeseran peradaban mengubah wajah Bekasi yang merupakan daerah agraris dimana warganya dulu kebanyakan hidup sebagai petani, mulai bergeser ke era industrialisasi.
Sayangnya, modernisasi dan perubahan sosial ekonomi di Kota Bekasi berbeda jauh dengan Kabupaten Bekasi. Kabupaten Bekasi kini memiliki sedikitnya 9000 pabrik baik yang mayoritas 87% di kawasan industri maupun sisanya 13% di pelosok perkampungan dan pedesaan Kabupaten Bekasi.
Lalu dampak urbanisasi kepada sistem perekonomian dan ketenagakerjaan bagi warga Bekasi tidak menguntungkan sama sekali.
Banyaknya pabrik di Bekasi, baik kota maupun kabupaten justru menyerap tenaga kerja dari luar Bekasi. Warganya sendiri malah menganggur dan tak mempunyai pekerjaan tetap, kecuali berprofesi di sektor informal seperti berdagang ataupun ojek online maupun ojek pangkalan.
Pada sektor formal, banyaknya pabrik dan juga bisnis di Bekasi secara umum tidak menyerap tenaga kerja lokal secara maksimal. Justru malah mendatangkan kerumitan baru dengan tenaga ketja urban dari luar Bekasi.
Hal ini lah yang menjadi keprihatinan tokoh senior Bekasi, Damin Sada. Tokoh berdarah Bekasi asli ini sering melakukan aksi kepedulian yang fenomenal seperti halnya para leluhurnya dulu di tanah perkampungan Gabus yang terkenal dengan sosok pahlawannya Al Magfurulloh KH Noer Ali Rahimahulloh Ta’ala. (Abu Fayadh Muhammad Faisal)