Shalat Subuh di Belakang Makam Rasul Hingga Kepulangan ke Tanah Air

Umum657 Dilihat

JUMAT (5/7/2024) seusai shalat Jumat di Masjid Nabawi, jamaah dari KBIHU Maulana Azhari akan meninggalkan hotel di Madinah. Dan pada malam harinya langsung terbang ke Bandara Soekarno Hatta Cengkareng, diperkirakan tiba di Embarkasih Haji Kota Bekasi pada pukul 12.00 siang.

Karenanya, kemarin Kamis (4/7/2024) saya, Pak Hisyam, dan putranya, Yusuf yang jadi jamaah haji termuda, berusia 18, langsung ingin shalat Subuh terakhir di samping makam Rasullullah. Memang untuk mendapatkan tempat di samping makam kami kesulitan. Sudah berbagai cara kami lakukan. Tetap saja tak bisa hingga akhirnya berada di belakang makam Rasullullah.

Sepèrti dilaporkan wartawan koranbekasi.id Zulkarnain Alfisyahrin dari Madinah, Jumat (6/7/2024), banyak sekali jamaah yang berupaya mendekati makam Rasullullah. Mungkin juga mereka akan meninggalkan Masjid Nabawi seperti kami. Tapi, sangat jarang yang mampu mendekat karena ketatnya petugas keamanan.

Akhirnya, kami shalat Subuh berjamaah dan shalat sunnah. Kami pun berdoa dan merasa sedih karena sebentar lagi akan meninggalkan Masjid Nabawi. Disaksikan seekor burung merpati yang bertengger di tiang masjid, kami pun meninggalkan Masjid Nabawi.

“Berarti sampai menjelang kepulangan besok kita shalat di luar area Masjid Nabawi ya,” kata Yusuf.

Sesuai WA grup dari pimpinan yayasan KBIHU Maulana Azhari Ustad Zaidun, ada beberapa hal yang harus diketahui jamaah haji. Diantaranya, untuk pendorongan ke Bandara pada Jum’at, 5 Juli 2024, seluruh jamaah sudah siap di kamar masing-masing pada jam 13.30 dan menunggu arahan untuk turun ke lobby. Kemudian, para jamaah haji  bisa shalat Jum’at di Masjid Nabawi dengan catatan mengambil shof di paling belakang untuk memudahkan proses kembali ke hotel dan setelah selesai shalat dipastikan langsung kembali ke hotel.

Yang paling jadi masalah adalah barang bawaan para jamaah haji yang akan kembali ke Tanah Air. Karena, biasanya koper sudah ‘beranak’ yang disebabkan oleh-oleh buat keluarga dan tetangga. Makanya tak sedikit menggunakan baju berlapis pulangnya agar isi koper berkurang.

“Kalau tahu gini mending bawa baju tiga atau empat pasang ya? Ini baju saya yang dikoper besar gak kepake, belum ember tempat air yang semuanya saya tinggalkan nanti,” ujar Pak Keling, salah satu rombongan yang tidak berkulit hitam. Keling dalam bahasa Medan adalah orang hitam pekat asal India.

Ya, seandainya kita ingin naik haji, sebaiknya kita tidak perlu membawa baju yang banyak. Cukup tiga atau empat stel dan tak perlu bawa apa-apa kecuali untuk mandi dan pakaian ihram. Karena, baju yang kita pakai selama menunaikan ibadah haji, tidak akan pernah berbau kendati kita gunakan sampai tiga hari. Usai dipakai, dijemur dan dipakai lagi, toh sama saja. Untuk keperluan lain bisa beli dengan harga yang tidak terlalu jauh dengan di Indonesia.

Jadi, satu koper besar dan satu koper kecil yang kita bawa, rasanya cukup untuk keperluan oleh-oleh buat keluarga dan tetangga. Tak perlu harus repot-repot bawa belanjaan yang bejibun ke Tanah Air. Benarkan? (Tamat)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *