Pilkada Kota Bekasi, Tri Adhianto Tetap dengan PDIP atau Gabung KIM Plus

Opini593 Dilihat

PERGERAKAN partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) menjelang Pilkada serentak kian solid. Hal ini diprediksi bakal berpengaruh pada kontestasi Pilkada di seluruh kota atau kabupatan dan Provinsi se-Indonesia tidak terkecuali di Kota Bekasi.

Selain kian solid, KIM yang berisikan Gerindra, Golkar, PAN dan Demokrat juga aktif mendekati partai-partai lain seperti PKS, PKB dan Nasdem yang kemudian populer dengan sebutan KIM Plus.

Pergerakan seperti ini jelas cukup merepotkan bagi PDIP dalam Pilkada. Terutama di daerah yang PDIP butuh teman koalisi untuk maju dalam Pilkada. Sehingga ada kemungkinan sejumlah jagoan atau kader potensial PDIP tidak bisa maju walau berpeluang menang.

Di Kota Bekasi misalnya, dengan perolehan 9 kursi di DPRD Kota Bekasi, PDIP harus berkoalisi dengan partai lain untuk mengusung calon di Pilkada Kota Bekasi. Karena butuh minimal 10 kursi untuk maju dalam Pilkada. Dengan kondisi demikian PDIP berpotensi tidak bisa mencalonkan jagoannya dalam hal ini Tri Adhianto.

Memang benar, sejuah ini Tri Adhianto sudah mendapat dukungan dari partai-partai di luar PDIP. Tapi perlu diingat dukungan partai-partai tersebut belumlah final.

Tri belum benar-benar bisa dikatakan aman dan bisa maju dalam Pilkada mendatang. Apalagi keputusan untuk pencalonan Pilkada menjadi hak dan wewenang penuh partai politik di tingkat pusat.

Dan jika pada akhirnya, KIM Plus terbentuk dan itu berlaku untuk seluruh Pilkada se-Indonesia, maka sudah barang pasti Tri tidak akan maju dalam Pilkada karena partainya yaitu PDIP tidak mendapat teman koalisi.

Hal seperti ini mungkin saja terjadi, apalagi Kota Bekasi merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Artinya sebagai sebuah daerah, Kota Bekasi merupakan wilayah strategis yang oleh partai politik tentu tidak akan dilepas begitu saja. Jadi kemungkinan KIM Plus terbentuk di Pilkada Kota Bekasi amat mungkin terjadi.

Pertanyaan mendasarnya, apakah Tri akan tetap bertahan di PDIP dan tak maju Pilkada atau dia meninggalkan PDIP dan bergabung dengan KIM Plus untuk memuluskan ambisnya untuk menjadi Wali Kota Bekasi.

Dengan riwayat dan rekam jejak seorang Tri Adhianto yang pernah berganti partai dari PAN ke PDIP, besar kemungkinan ia akan memilih menerima bergabung dengan KIM Plus andainya benar PDIP sampai tak bisa mencalonkannya di Pilkada Kota Bekasi.

Pertanyanya kemudian, bagaimana dengan posisi PKS sebagai partai pemenang pemilu legislatif di Kota Bekasi 2024 lalu. Apakah kemudian KIM Plus di Kota Bekasi akan meninggalkan PKS begitu saja, hanya untuk mengakomodir figur Tri Adhianto.

Rasa-rasanya, jika KIM Plus dihadapkan dalam posisi ini, mereka tentu akan lebih memilih PKS ketimbang Tri Adhianto.

Alasanya jelas, PKS jauh lebih besar dari figur seorang Tri Adhianto. Belum lagi di sejumlah Pilkada PKS punya peran vital yang bisa menentukan arah Pilkada.

Misalnya di DKI, jika PKS tidak bergabung dengan KIM, maka PKS berpotensi bisa berkoalisi dengan PDIP. Sehingga koalisi kedua partai tersebut bisa untuk mengusung calon di Pilkada DKI, katakanlah Anies Baswedan.

Dengan posisi demikian, KIM tentu tidak akan mengorbankan skenario besar mereka hanya untuk mengakomodir Tri Adhianto. Kecuali di dalam KIM, Tri mau menerima opsi menjadi calon wakil wali kota.

Itu juga masih belum sepenuhnya menjawab persoalan, sebab Gerindra sendiri pasti tidak akan merelakan posisi tersebut. Apalagi KIM tentu ikut apa kata Prabowo, yang dalam Pilkada serentak pasti ingin menancapak kuku kekuasanya di setiap kota dan kabupaten atau provinsi melalui kader-kadernya.

Jadi bisa kah Tri Adhianto tetap maju Pilkada, atau dengan berat hati menepi dari hingar-bingar panggung politik Pilkada Kota Bekasi ?

(Ditulis sambil ngopi Oleh Ivan Faizal Affandi, jurnalis dan pengamat politik Kota Bekasi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *